Namun, menurutnya masih ada kesamaan. Yakni, kegelisahan karena tidak tahu berapa lama situasi ini akan berlangsung. Setiap hari kita takut dan bertanya-tanya apakah kita akan selamat dari cobaan ini.
"Ketika Anda kehilangan kebebasan, anda merasa takut, putus asa, dan tidak mampu untuk berguna. Anda merasa seolah-olah tidak bisa melindungi keluarga, orang yang Anda cintai atau bahkan diri sendiri. Setelah itu, Anda mungkin kehilangan kepercayaan diri," tutur Ko Bo Kyi.
Untuk itu, berikut adalah beberapa tips dan saran dasar yang Ko Bo Kyi tawarkan berdasarkan pengalamanya untuk bertahan di tengah situasi seperti ini:
Terima realita
Ko Bo Kyi tidak ingin tinggal sendirian di sel penjara. Namun tidak ada pilihan karena rezim militer ingin mematahkan semangatnya dengan membuat dirinya terkurung dan terisolasi.
Setelah Ko Bo Kyi menerima bahwa dirinya akan berada di penjara untuk waktu yang lama, ia membuat keputusan untuk belajar bahasa Inggris.
Kebetulan seorang tahanan sebelahnya dapat berbicara Bahasa Inggris juga. Jadi setiap kali penjaga pergi, ia akan meminta orang itu untuk meneriakkan satu atau dua kalimat Bahasa Inggris kepadanya. Kemudian Ko Bo Kyi menuliskan kata-kata itu di atas beton dan menghafalnya.
Ko Bo Kyi kemudian mendekati seorang penjaga penjara dan memintanya untuk menyelundupkan satu halaman kamus. Seorang penjaga yang simpati itu pun melakukannya. Namun setelah menghafal halaman itu, ia harus memakan kertas halaman tersebut agar tidak terdeteksi. Semakin sering hal itu ia lakukan, semakin banyak pula halaman kamus yang ia makan.
Beberapa temanya juga menyusun lagu, puisi, novel, dan artikel di lantai beton sel mereka sebelum menghafal dan kemudian menghapusnya.
Tetap aktif
Source | : | national geographic |
Penulis | : | None |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar