Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Bongkar Mark Up Pengadaan Alutsista, Rizal Ramli Sebut Prabowo Subianto Tolak Tanda Tangani Proyek Pembelian Senjata, Mantan Menko Kemaritiman: Dia Diam-diam Menghemat Rp 50 Triliun!

None - Kamis, 23 April 2020 | 08:42
Prabowo Subianto dan Rizal Ramli
Istimewa via Tribunnews.com

Prabowo Subianto dan Rizal Ramli

Gridhot.ID - Pengamat sekaligus mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli memuji kinerja Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.

Rizal Ramli menyebutkan bahwa Prabowo Subianto telah berkontribusi dalam menghemat uang negara hingga Rp 50 triliun.

Prabowo tidak mau menandatangani proyek pengadaan alat utama sistem pertahanan (alutsista) yang harganya sudah dinaikkan jauh melebihi harga asli.

Baca Juga: 3 Tahun Lalu Sempat 'Ramal' Prabowo Subianto Bakal Jadi Menteri, Nasib Santri Asal Pekalongan Ini Justru Memprihatinkan, Keluar dari Pondok Pesantren Gara-gara Hal Ini

Hal ini disampaikan Rizal saat menjadi nara sumber dalam tayangan Indonesia Lawyers Club, Selasa (21/4/2020) malam.

Dalam kesempatan tersebut, Rizal menyinggung mengenai kondisi perekonomian Indonesia di tengah pandemi virus corona.

Meski tidak pernah muncul di pemberitaan, Rizal menyebut Prabowo telah turut berjasa kepada perekonomian Indonesia.

Baca Juga: Jubah Perang Akan Segera Datang, Prabowo Subianto Diam-diam Lakukan Hal Ini untuk Lawan Virus Corona, Menhan Terus Siapkan Skenario Agar Pandemi Covid-19 Segera Berakhir

Prabowo yangmenjabat sebagai Menhan bertanggung jawab dalam proyek pembelian alutsista.

Ketika mendapati adanya pengajuan proyek yang anggarannya jauh melebihi harga asli barang, Prabowo dengan tegas menolak pengadaan tersebut.

"Terima kasih sedikit sama Prabowo, nggak kedengeran suaranya, tapi dia tidak tanda tangani semua proyek pembelian alutsista yang mark up-nya lebih dari 10 persen," ujar Rizal.

Baca Juga: Bantah Lakukan Teror dan Jadi Dalang Ribuan Warga Tembagapura Ngungsi ke Timika, Jubir KKB Mendadak Catut Nama Prabowo Subianto, Sebut Menhan Diam-diam Kirim Pasukan dan Jet Tempur ke Papua

Diketahui, total penghematan yang didapat dari tindakan Prabowo tersebut mencapai Rp 50 triliun.

Rizal Ramli
YouTube Indonesia Lawyers Club

Rizal Ramli

"Itu dia menghemat sekitar 3,4 miliar dolar diem-diem, total Rp 50 triliun," sambungnya.

Rizal menyoroti adanya permainan oknum-oknum tertentu dalam proyek pengadaan alutsista.

Baca Juga: Hanya Bisa Menyapa dari Dalam Bus, Naluri Prabowo Subianto untuk Menolong WNI dari Wuhan di Natuna Tak Terbendung, Sempat Ingin Nekat Turun untuk Berinteraksi Langsung

Rizal menyebutkan bahwa biasanya anggaran yang diajukan untuk membeli alutsista sudah di naikkan hingga ribuan bahkan ratusan persen dari harga barang.

Namun Prabowo dengan berani mengambil keputusan tegas dan menolak pengajuan proyek yang mengambil keuntungan lebih dari 10 persen.

"Karena biasanya mark up alutsista itu ratusan persen, ada yang ribuan persen, dia maksimum 10 persen. Di atas 10 persen dia nggak mau tanda tangan," ungkap Rizal.

Baca Juga: Ngaku Tugaskan Prabowo Subianto Beli 3000 Jet Tempur Buatan Eropa, Benarkah Petinggi Kerajaan King of The King Anggota TNI Aktif Berpangkat Lettu?

"Dia udah lapor sama Jokowi, setor sekitar 3,4 miliar dolar, itu hampir Rp 50 triliun, tahun kemarin," tandasnya.

Rizal juga sempat menyebutkan bahwa sebenarnya, pemerintah masih memiliki uang yang bisa difokuskan untuk menangani virus corona.

Ia meminta sejumlah proyek dihentikan dan dananya dialihkan untuk membantu penanggulangan Covid-19 di Tanah Air.

Baca Juga: Sempat Tuduh Indonesia Jadi Biang Kerok Virus Corona, China Justru Gercep Bantu Tanah Air Lawan Wabah, Prabowo Subianto Jadi Sosok Tengah Sambung Silaturahmi

Satu di antaranya adalah proyek pemindahan Ibu Kota Baru yang dinilainya menyedot anggaran yang sangat besar.

"Punya uang nggak pemerintah? Masih itu ada saldo total Rp 270 triliun," jelas Rizal.

"Hentikan semua proyek-proyek infrastruktur, termasuk ibu kota baru yang kagak jelas itu," imbuhnya.

Baca Juga: Namanya Tak Lagi Dielu-elukan Usai Jadi Menhan, Prabowo Subianto Tak Diundang di Reuni PA 212, Titiek Soeharto Justru Tampak Hadir Meski Tanpa Mantan Suami

Menurut Rizal, anggaran pemindahan ibu kota bisa digunakan untuk menangani wabah virus corona dan membantu warga-warga yang terdampak.

"Hentikan dulu, pakai uangnya untuk menyelesaikan masalah corona dan kebutuhan dasar," kata Rizal menambahkan.

Minta Maaf pada Jokowi

Dalam acara tersebut, Rizal juga sempat melontarkan kata maaf pada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca Juga: Rekam Prabowo Sedang Basah-basahan, Ajudan Bongkar Rahasia Sehat Sang Menhan, Pantas di Tengah Wabah Corona Tetap Bugar, Lakukan Ini 500 Meter Setiap Hari

Rizal menilai terjadi pembagian strategi politik berdasarkan negara akibat virus corona.

Menurut Rizal, Indonesia telah bergantung banyak pada China.

Sehingga, ia meminta agar Indonesia menarik diri dari China secepat mungkin.

Baca Juga: Bak Roman Siti Nurbaya, Bocah 10 Tahun Ini Dijodohkan dengan Sepupunya dengan Tukar Mahar Sebesar Rp 125 Juta, Buat Geram Publik Karena Langgar Otoritas Negara

"Harus dipahami akibat krisis Virus Corona ini terjadi strategic geopolitical shift."

"Tadinya China itu pabrik dunia, semua multinasional punya pabrik di China, mereka belajar setelah ini bahaya ternyata."

"Kita enggak boleh sepenuhnya di China, kita harus keluar dari China secepat mungkin," kritik Rizal.

Baca Juga: Asal Muasal Bantuan APD Dipertanyakan Netizen, Dahnil Anzar Beri Penjelasan, Jubir Prabowo : Dari Kami

Lantas, ia menyebut Pemerintah Jepang yang berani keluar dari China dan kerja sama untuk investasi di beberapa negara lain.

"Pemerintah Jepang, Perdana Menteri Shinzo Abe kasih insentif buat perusahaan Jepang buat keluar dari China."

"Tapi ke mana mereka pergi? Mereka ternyata mereka hanya mau pergi ke Vietnam, mereka hanya mau pergi ke India, mereka hanya mau pergi ke Meksiko, Indonesia nggak masuk," serunya.

Baca Juga: Eliminasi Lobato, Prabowo Subianto dan Pasukan TNI Gunakan Taktik Mobud untuk Buru 'Krebo Hutan', Sosok Presiden Fretilin yang Jadi Panutan Xanana Gusmao

Lalu, Rizal menilai bahwa strategi Jokowi untuk mendatangkan investor salah.

"Pak Jokowi enam tahun terakhir selalu bilang come to Indonesia, invest to Indonesia, nggak ada hasilnya."

"Mohon maaf Pak Jokowi ya karena you dont the right strategy (kamu tidak lakukan strategi yang benar), kenapa mau masuk ke ekonomi lima persen," kritiknya.

Baca Juga: Jadi Pasukan Siluman Terganas, Sat 81 Bentukan Prabowo Subianto dan Luhut Panjaitan Dikenal Serba Rahasia dan Misterius, Sampai Keluarga Tak Tahu Tugasnya

Menurut Rizal, untuk mendatangkan investor, ekonomi di dalam negeri harus lebih baik terlebih dahulu.

"India 7 persen, lain-lain tujuh persen, mereka ke sana dulu. Jadi pompa dulu ekonomi di dalam negeri ke tujuh persen nanti otomatis ekonomi masuk kok, di balik logikanya," katanya."

Meski demikian, Rizal masih percaya bahwa ekonomi Indonesia bisa nomor empat terkuat di dunia jika menggunakan strategi yang tepat.

Baca Juga: 100 Hari Jadi Menteri, Prabowo Subianto Curhat ke Luhut Binsar: Jokowi Kerjanya Enak, yang Penting Jangan Korupsi!

"Nah kita para analis mengatakan tiga negara ini akan menjadi negara super power dalam 10 tahun yang akan datang itu Vietnam, India, Meksiko."

"Menurut syaa kalau kita canggih, kalau kita cerdas, Indonesia bisa the 4th economic super power dalam 10 tahun yang akan datang," ujarnya.

Mantan Ketua Bulog tersebut meminta agar Indonesia mandiri secara ekonomi dan tidak bergantung pada negara manapun.

"Konstitusi kita jelas-jelas bebas aktif, Indonesia enggak boleh ikut blok barat, blok timur, kita harus bebas aktif," ungkap Rizal.

Artikel ini telah tayang di TribunWow.com dengan judul: "Puji Prabowo di ILC, Rizal Ramli: Dia Diam-diam Menghemat Uang Negara Sekitar Rp 50 Triliun."

(*)

Source : Tribun Wow

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x