Hanya, para peneliti menemukan, beberapa jenis virus corona baru menunjukkan patogen perlahan bermutasi, berpotensi membuat pengembangan vaksin lebih sulit.
Namun, Sinovac Biotech menyatakan, percobaannya sejauh ini telah memperlihatkan vaksinnya bisa "menetralisir" jenis virus yang sangat berbeda yang mereka temukan di antara pasien di China, Italia, Swiss, Spanyol, dan Inggris.
"Ini memberikan bukti kuat, virus tersebut tidak bermutasi dengan cara yang akan membuatnya kebal terhadap vaksin Covid-19," kicau ahli imunologi Mark Slifka dari Oregon Health & Science University di akun Twitter.
Cuma, menurut Lucy Walker, profesor regulasi kekebalan tubuh di University College London, vaksin dengan patogen yang tidak aktif membutuhkan suntikan penguat agar tetap efektif. Dan, masih harus dilihat, apakah penelitian Sinovac akan memberikan "perlindungan jangka panjang" dari virus.
Fase ketiga pengujian vaksin Sinovac Biotech akan membutuhkan sukarelawan manusia yang tidak pernah terinfeksi serta mereka yang memiliki gejala klinis virus corona.
Yang mengatakan, perusahaannya sedang mencari subjek uji di luar negeri karena China sekarang tidak memiliki cukup kasus Covid-19.
Pihak berwenang China telah menyetujui tiga uji klinis untuk vaksin sejauh ini, tetapi belum menandatangani uji coba fase tiga untuk upaya Sinovac Biotech.
Saat ini, tidak ada vaksin atau obat yang mendapat persetujuan untuk penyakit Covid-19. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, akan membutuhkan 12 hingga 18 bulan untuk mengembangkan vaksin.
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Harapan, vaksin Sinovac berhasil melindungi kera dari infeksi corona
(*)
Source | : | Kontan.co.id |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar