Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

100 Tahun Sebelum Corona Muncul di Wuhan, China Pernah Alami Wabah Virus Lain yang Tewaskan Puluhan Ribu Penduduknya, Kasusnya Sebelas Duabelas dengan Pandemi Covid 19

None - Sabtu, 25 April 2020 | 13:13
Memang Biangnya Penyakit Menular, Sebelum Wabah Corona Ada Masyarakat China Sudah Dibantai Virus Lain Hingga 60 Ribu Jiwa Tewas
Eva.vn

Memang Biangnya Penyakit Menular, Sebelum Wabah Corona Ada Masyarakat China Sudah Dibantai Virus Lain Hingga 60 Ribu Jiwa Tewas

Gridhot.ID-Pasca Wuhan dinyatakan sudah bebas dari corona, kini pemerintah China kali ini harus mengalihkan perhatiannya ke ProvinsiHeilongjiang.

Sebab diHeilongjiang warganya terancam kena corona.

Walaupun pemerintah China mengatakan negaranya bebas corona tapi kenyataan berbicara lain.

Baca Juga: Masih Ingat Pemeran Jejen di Film Joshua Oh Joshua? Tak Lagi Jadi Idola Layar Kaca, Mantan Artis Cilik Itu Ternyata Punya Pofresi Mentereng dan Bersuamikan Perwira TNI

Heilongjiang kini diyakini menjadi hot spot baru penyebaran Covid-19 karena jumlah pasiennya meningkat dari hari ke hari di wilayah ini.

Ironisnya, tercatat dalam sejarah bahwa provinsi Heilongjiang ini ternyata pernah diserang pandemi yang sangat mematikan pada tahun 1911.

Pada tahun 1911, wabah pes meletus di provinsi ini blokade, karantina, masker, pembatasan wilayah, juga dilakukan pemerintah China pada saat itu.

Baca Juga: Tragis! Rasa Rindunya Kepada Sang Istri Ditolak, Pemudik Asal Surabaya Ini Malah Coba Bunuh Diri, Kecewa Diusir Dari Rumah karena Takut Tularkan Corona

Namun, penyakit ini ternyata jauh lebih mematikan dari yang tercatat di China, karena pada tahun itu pandemi pes ini merengut sekitar 60.000 lebih nyawa orang Tiongkok.

Setelah wabah itu terkendali, China mengadakan konferensi pers dengan ahli kesehatan dari AS, Jepang, Rusia, Inggris dan Prancis.

Pada musim sebelumnya tahun 1910 wabah ini diperkirakan sudah menewaskan 63.000 orang Tiongkok hingga tahun 1911.

Epidemi ini juga berhasil menarik perhatian dunia tentang skala wabah, yang menyebar di Kota Harbin, ibukota Heilongjiang, yang hari ini menjadi hot spot baru virus corona di China.

Harbin waktu itu dihuni oleh banyak komunitas China, Jepang dan Rusia dengan banyak kegiatan komersial yang melakukan aktivitas perdagangan.

Baca Juga: Memprihatinkan! Inilah Kondisi TPU Tegal Alur Jakarta Makam Massal Korban Corona, Nisan Hanya Dibuat dari Kardus dan Dibungkus Plastik

Menariknya, sama dengan Virus Corona, wabah ini muncul karena perdagangan berbagai jenis bulu terkenal, dari berbagai jenis hewan liar.

Wabah itu diyakini berasal dari bulu berang-berang, hewan pengerat yang hidup di padang rumput dan stepa di Mongolia dan Manchuria (Wilayah Heilongjiang saat ini).

Pedagang Eropa, Amerika dan Jepang membeli bulu, dan kulit berang-berang tanpa menyadari bahayanya saat itu.

Baca Juga: Situasi Memanas di Tengah Pandemi, Eropa dan Australia Mulai Menuntut China Soal Kasus Covid-19, Berikut Tanggapan Pakar Hukum Negeri Tirai Bambu

Dokter yang waktu itu bekerja merawat pasien Pes.
Eva.vn

Dokter yang waktu itu bekerja merawat pasien Pes.

Pada Abad ke-20, bulu berang-berang sangat populer karena kualitasnya yang baik.

Ribuan pemburu berbondong-bondong ingin mendapatkannya, harganya pun juga melonjak drastis,tapi akhirnya wabah itu muncul dan memberangus warga China saat itu.

Awalnya banyak yang tidak menyadarinya sampai sekelompok dokter Rusia di Manchuria, datang untuk melakukan penelitian.

Gejalanya mengkhawatirkan, ketika menginfeksi, pasien akan mengalami demam tinggi dan batuk darah, kemudian mereka meninggal.

Di Manchuria, orang mati banyak tergeletak di jalanan, kereta barang diubah menjadi ruang isolasi.

Baca Juga: Corona Seakan Belum Cukup Mengerikan, Peneliti Malah Sebut Indonesia Terancam Tsunami Besar, Wilayah Ini yang Bakal Terkena Dampaknya

Dengan cara yang sama dengan Covid-19, kereta pada saat itu menjadi sarana penyebaran ketika orang dari Machuria pergi ke Harbin.

Wabah itu juga disertai pneumonia yang menyebar ke kota-kota dengan jalur kereta api utama seperti Beijing, Tianjing kemudian Wuhan.

Bahkan Shanghai yang jaraknya 3.000 km juga memiliki wabah pes.

Baca Juga: Diteliti Ilmuwan, Pria Ternyata Juga Alami Masa Datang Bulan, Begini Gejalanya

Di daerah kumuh Harbin penyakit ini menyebar dengan cepat, setidaknya 5.272 kematian pada 8 Januari 1910, kemudian terus meningkat.

Tingkat kematian penyakit ini pada saat itu 100%, menyebabkan pemakaman dilarang, sehingga mereka yang mati harus dikremasi secara massal.

Di Harbin, Dr Wu Lien-teh menemukan penyakit ini sebagai wabah pneumonia mendorong orang-orang memakai masker, untuk mencegah infeksi.

Pada awal 1911, China memobilisasi dokter dari seluruh negeri untuk berkumpul di Harbin, dalam upaya pencegahan penyakit ini.

Baca Juga: Corona Masih Mewabah, Hong Kong Jadi Wilayah Pertama di Dunia yang Nekat Laksanakan Ujian Akhir Sekolah, Siswa Masih Takut Lihat Angka Kasus yang Belum Menurun

Pria yang ditangkap karena menderita penyakit Pes.
Eva.vn

Pria yang ditangkap karena menderita penyakit Pes.

Kemudian, langkah-langkah seperti membangun area karantina, blokade, masker, dilakukan dengan efektif bisa menekan penyebaran, setiap penginapan yang sudah terinfeksi juga langsung dibakar.

Meski demikian, wabah itu masih menyebar namun sedikit bisa dikendalikan pada Januasi 1911, pada akhir Januari Dr. Wu mengumumkan di Harbin, penyakit ini berhasil dikendalikan setelah serangkaian pasien yang meninggal dikremasi.(*)

Artikel ini pernah tayang di Intisari-Online dengan judul"Lebih Parah dari Virus Corona, China Ternyata Pernah Diserang Pandemi Mematikan yang Menewaskan 60.000 Penduduknya, Kisahnya Nyaris Sama dengan Covid-19 Apakah Kebetulan?"

Source : intisari-online.com

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x