"Saya dengar cabang-cabang lainnya banyak," lanjutnya.
Susi menjawab kini pendapatannya makin menipis karena penutupan bandara yang terjadi dimana-mana.
"Sekarang ya cuma (bisnis) transportasi Susi Air saja, tapi ya sejak Bulan Maret kita sudah 95% mid of March (pertengahan Maret), airport-airport sudah tutup," ujarnya.
"Di Papua tutup, jadi kita sekarang tinggal 5 persen saja penerbangan kita mungkin minggu depan makin berkurang," lanjut Susi.
Susi lalu menjelaskan soal kerugian yang kini tengah dialami. Ia mengatakan pendapatannya kini hanya 5%.
"Pendapatan kita tinggal 5 persen dari 100 persen," ujar Susi.
Kerugian yang Susi alami bahkan bisa mencapai angka Rp 30 miliar per bulan.
Penulis | : | None |
Editor | : | Candra Mega Sari |
Komentar