Bahkan setelah pemerintah memberi imbauan untuk melakukan isolasi mandiri dan melakukan kegiatan di rumah, Fabyan beserta keluarga juga melakukan hal tersebut.
Hingga suatu hari, pada akhir Maret lalu, Fabyan mengeluh merasakan tangannya kesemutan hingga kebas.
Dituliskan bahwa semakin hari, Fabyan mengeluh tangannya mati rasa.
Akibatnya, Fabyan kesulitan untuk menulis dan makan.
Oleh karena itu, untuk mengerjakan tugas-tugas sekolahnya, Fabyan terkadang meminta bantuan dari adik atau ibundanya.
Sementara itu, ketika makan, keluarganya sering memergokinya menggunakan bantuan tangan kiri.
Sepekan setelah mengeluh tangannya kebas, Fabyan mulai memperlihatkan kebiasaan aneh.
Fabyan hanya tidur sepanjang hari dan terbangun hanya untuk sholat, makan, dan mandi.
Bahkan dalam kurun waktu 24jam sehari, Fabyan bisa menghabiskan waktu 20 hingga 23 jam dengan tidur.