Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Didesak Cetak Uang hingga Rp4.000 Triliun untuk Bantu Masyarakat di Tengah Pandemi, BI Justru Bakal Buat Indonesia Melarat Jika Nekat Dilakukan, Berikut Imbasnya!

None - Sabtu, 09 Mei 2020 | 17:25
Jika Bank Indonesia Nekat Cetak Uang Rp 4.000 Triliun Demi Selamatkan Warga dari Wabah Virus Corona, Indonesia Malah Bakal Makin Sengsara, Kok Bisa?
Ilustrasi rupiah(thikstockphotos) via KOMPAS.com

Jika Bank Indonesia Nekat Cetak Uang Rp 4.000 Triliun Demi Selamatkan Warga dari Wabah Virus Corona, Indonesia Malah Bakal Makin Sengsara, Kok Bisa?

Gridhot.ID-Badan Anggaran DPR RI sempat memberikan usul kepadaBank Indonesia (BI) untuk mencetak uang Rp 600 triliun di tengah pandemi Covid-19.

Mantan Menteri Perdagangan Gita Wirjawanbahkan menyampaikan saran serupa dengan nominal lebih ekstrim yakniRp 4.000 triliun, seperti dikutipKontan.co.id.

Jumlah yang sangat fantastis dengan risiko besar yang tentunya tidak mudah untuk dihadapi.

Baca Juga: Karma Instan, Video Diduga Ferdian Paleka Jadi Bulan-bulanan Narapidana di Penjara Viral di Sosial Media, Ditelanjangi Hingga Tubuhnya Dimasukkan ke Dalam Tong Sampah

Menurut Gita, selain menyelamatkan ekonomi negara, uang itu juga dapat diberikan untuk membantu rakyat kecil terdampak corona.

"Uang tersebut tidak hanya digunakan untuk memberi stimulus pada mereka yang kehilangan pendapatan, tapi juga untuk restrukturisasi penyelamatan sektor riil dan UMKM," ucap Gita, dilansir dari Kontan.co.id.

Wacana cetak uang ini muncul sebab defisit APBN telah mencapai 5 persen, padahal sebelumnya hanya 1,75 persen.

Baca Juga: Dikucilkan WHO Padahal Berhasil Lawan Virus Corona, Taiwan Kini Dapat Dukungan Penuh Amerika Serikat, China Malah Panas Sendiri Lihat Keduanya Kolaborasi: Pertemuan Itu Akan Gagal

Wakil Ketua Pertimbangan Kadin itu bahkan meminta BI untuk tak kuatir, sebab banyak pula negara lain yang mencetak uang di masa-masa sulit.

"Harus ada kebijakan tidak biasa yang harus diambil pemerintah, yakni pencetakan uang. Meski diakui bertentangan dengan apa yang diajarkan selama ini," ujarnya.

Pria yang pernah berkarir di Goldman Sachs ini menepis kekhawatiran adanya moral hazard dalam kebijakan cetak uang.

Dia menganggap bahwa itu adalah alternatif paling mungkin untuk mencapai likuiditas.

Source :Sosok.id

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

slide 10 to 12 of 12

Latest

Popular

Tag Popular

x