Ia membaur dengan santri lain untuk belajar Al Quran hingga kitab kuning yang menjadi ciri khas pendidikan pesantren, antara lain kitab fikih Fakhul Qorib.
Semakin dalam ia mempelajari Islam, Masngud mengaku keimanannya semakin mantap..
"Baca Al Quran sedikit-sedikit sudah bisa," katanya
Jika dulu ia berjaya saat menjadi pendeta, kini ia hanya warga biasa.
Tapi Masngud tak pernah menyesalinya. Gemerlap dunia hanya sekilas atau fana baginya.
Terpenting bagaimana ia bisa menjaga iman dan memperbanyak amal di sisa umurnya.
Karenanya, ia tak segan menjalani pekerjaan apapun asal halal.
Di luar aktivitasnya memperdalam agama Islam dan membersihkan makam, Masngud masih ulet bekerja.
Ia dipercaya menjadi tukang kebun di sekolah.
Selain itu, Masngud juga tak canggung menjadi pemulung.