Secara khusus, trenggiling kekurangan dua gen yang biasanya memicu respon imun.
Ketiadaan dua gen tersebut mungkin ada hubungannya dengan kemampuan trenggiling bertahan dari virus corona.
Apalagi trenggiling-trenggiling ini dapat bertahan di alam liar selama jutaan tahun, artinya mereka memiliki pertahanan alami lain yang belum diketahui.
Oleh karena itu, memahami keunggulan evolusi trenggiling ini dapat menjadi opsi pengobatan yang dapat diaplikasikan pada manusia.
"Studi lebih lanjut tentang trenggiling akan mengungkap bagaimana mereka bertahan hidup dari infeksi virus dan mungkin membantu untuk merancang strategi pengobatan baru untuk orang dengan infeksi virus," tambah Eckhart. (*)