Gridhot.ID - Malaysia baru saja kewalahan melihat armada berat China sedang mengorek tambang minyaknya.
Ditambah lagi wabah virus corona di negaranya yang sulit dikendalikan, kini negara tersebut kembali mendapat cobaan.
Drama politik Malaysia masih belum terselesaikan. Politik Malaysia mendidih sejak jatuhnya pemerintahan koalisi Pakatan Harapan (PH) dan sekarang kembali menjadi sorotan saat Malaysia sedang menangani wabah corona (Covid-19).
Sesi parlementer satu hari pada Senin pekan depan (18/5), akan menjadi pertemuan pertama bagi pemerintah koalisi Perikatan Nasional (PN) pimpinan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin, yang mengambil kendali Malaysia pada bulan Maret lalu.
Mantan perdana menteri Mahathir Mohamad menembakkan peluru awal pada awal Mei ini dengan mengirimkan mosi tidak percaya terhadap Muhyiddin.
Mosi ini diterima juru bicara DPR Malaysia. Tetapi pemerintah Malaysia tampaknya telah memblokir pemungutan suara yang diusulkan dengan membatasi agenda hanya untuk pidato pembukaan Raja Malaysia dengan menyebut situasi wabah corona sebagai bagian dari pertimbangannya.
Dengan kata lain, agenda mosi tidak percaya itu tidak akan diagendekan dalam pertemuan Senin pekan depan.
Analis mengatakan kepada Channel News Asia (CNA), meskipun telah menunjukkan kredibilitas dalam menangani pandemi corona, PM Muhyiddin perlu membuktikan bahwa ia bisa memerintahkan mayoritas anggota parlemen untuk menghilangkan persepsi tentang pengaturan pintu belakang saat ia naik jabatan sebagai Perdana Menteri Malaysia.
Bagi Mahathir, ia telah kehilangan keunggulan dalam jabatannya, setelah ia mengundurkan diri.