Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Foto Ini Jadi Awal Mula Rasa Sakit Hati Rakyat Indonesia yang Paling Mendalam, Sang Lintah Darat Dunia dengan Angkuhnya Obrak-abrik Ekonomi Tanah Air, Siapa Sangka, Karma Buruk Sudah Mengintai Sekian Lama

None - Sabtu, 23 Mei 2020 | 19:13
Angkuhnya Gaya Sedekap Bos IMF Kepada Soeharto Kala Memberi Dana Bantuan Ke Indonesia Tahun 1998
Kompas.com/JB Suratno

Angkuhnya Gaya Sedekap Bos IMF Kepada Soeharto Kala Memberi Dana Bantuan Ke Indonesia Tahun 1998

Gridhot.ID - Indonesia memang sudah mengalami asam garam selama merdeka.

Banyak rintangan hebat harus dilalui Indonesia untuk menjadi negara yang luar biasa.

Bulan Mei akan selalu dikenang oleh bangsa Indonesia sebagai perjalanan menuju kemandirian bangsa ini.

Baca Juga: Detik-detik Soeharto Dijatuhkan, Politisi Senior Ini Ngaku Sempat Sempat Dapat Ancaman Disiram Air Keras Penelpon Misterius: Apa Anda Sudah Bosan Hidup?

Pada bulan Mei 1998 tepatnya tanggal 21, Orde Baru lengser dan Soeharto mundur dari kursi kepresidenan.

Carut marut ekonomi menandai angslepnya sinar Orde Baru disertai utang menggunung Indonesia.

Utang tahun 1998 pun tak bisa dianggap enteng, yakni mencapai Rp 551,4 triliun atau ekuivalen 68,7 miliar dolar AS. Pemerintah Indonesia pimpinan presiden Soeharto pun harus berhutang dana bantuan kepada International Monetary Fund (IMF) untuk meminjam dana bantuan.

Baca Juga: Jangan Senang Dulu Jika Berhasil Mudik, Siap-siap Kehilangan Pekerjaan atau Tak Bisa Buka Usaha, Pemerintah DKI Tutup Akses Balik Jakarta Meski Pemudik ber KTP Jakarta

Dikutip dari imf.org, Kamis (11/10) parahnya rasio utang tahun 1998 mencapai 57,7 persen terhadap PDB yang artinya jumlah uang Indonesia tak cukup buat melunasinya.

Tahu akan keadaan ekonomi Indonesia yang sedang morat-marit, bos International Monetary Fund (IMF) kala itu, Michael Camdessus datang membawa uang bergepok-gepok.

Uang senilai 23,53 miliar dolar AS (Rp 130 triliun) itu sedianya akan dipinjamkan kepada Indonesia demi memperbaiki keadaan ekonomi dalam negeri yang suram.

Baca Juga: Sadis! Kencan Sesama Jenis Berujung Maut, 2 Pria Ini Bunuh Mahasiswa yang Menyewanya karena Tak Mau Bayar, Dipukuli Pakai Shock Beker dan Mayatnya dibuang ke Sungai

Maka pada tanggal 15 Januari 1998 ditandatanganilah Letters of Intens (LoI) antara Presiden Soeharto dan Michael Camdessus yang disaksikan oleh para Menteri Orde Baru.

Saat penandatanganan itu terjadilah pemandangan yang dianggap sangat menyakitkan hati rakyat Indonesia.

Camdessus terlihat bersedekap angkuh, melihat lekat ke arah tangan Soeharto yang akan menandatangani LoI tadi, seperti majikan memperhatikan pekerjaan anak buahnya agar cepat selesai.

Baca Juga: Doyan Gonta-ganti Pacar Saat Bujang, Rahasia Raffi Ahmad Dibongkar Mantan Manajer, Ternyata Pernah Beri Berlian Rp 30 Juta pada Sosok Ini, Mama Amy Sampai Berang Bukan Kepalang

Sedangkan Soeharto tampak membungkuk menandatangani dana bantuan yang nilainya cukup besar kala itu.

Usai penandatanganan itu maka terjadilah kerusuhan di Jakarta dan Surakarta menyusul dampak krisis moneter.

Namun hanya 14,99 miliar dolar AS saja yang dicairkan oleh pemerintah Indonesia.

Baca Juga: Gara-gara Tak Punya Darah Jawa, Artis 80-an Ini Gagal Jadi Menantu Cendana, Nasib Mantan Kekasih Tommy Soeharto Kini Berubah Total Usai Punya 'Cakar' di Senayan

Tony Prasetiantono, ekonom Universitas Gadjah Mada menyebut dana bantuan IMF pada tahun 1998 gagal menolong ekonomi Indonesia.

Tony juga menyebut Indonesia tak boleh lagi berhutang kepada IMF.

"Waktu itu, IMF lalai dan kita trauma. Kita nggak mau sekarang berhubungan dengan IMF. IMF sendiri yang dikritik seluruh dunia. Ekonom-ekonom top, termasuk Joseph Stiglitz, juga mengkritik IMF. Jadi, 'malapraktik', memberikan 'obat' yang enggak cocok," ujar Tony pada 2015 lalu seperti dikutip dari Kompas.com, Kamis (11/10).

Baca Juga: Penuh Tanda Tanya, Nia Ramadhani Berikan Respon Berbeda Saat Dapat Bingkisan dari Maia Estianty dan Ayu Ting Ting, Istri Ardi Bakrie Ogah Cicipi Kue Sang Biduan?

Selain itu, pada tahun 1998 IMF juga tak tepat memberikan dosis dana ke Indonesia.

"Itu nggak cukup dosisnya. Kita cadangan devisa waktu itu 20 miliar dollar AS, terus disuntik selama 16 bulan, total jadi 36 miliar dollar AS. Enggak cukup untuk krisis Indonesia yang utangnya 130 miliar dollar AS. Jadi, obatnya baik, tetapi nggak cocok dosisnya," tambah Tony.

Syukur, lambat laun dengan kaki sendiri ekonomi Indonesia mulai membaik seiring berjalannya waktu.

Baca Juga: Dari Satu Bantal Berdua Hingga Berseteru 7 Tahun Lamanya, Ruben Onsu Menangis Kenang Persahabatannya dengan Mendiang Olga Syahputra: Begitu Dia Meninggal Saya Hancur Banget, Saya Marah

Maka periode tahun 2001-2006 pemerintah Indonesia secara bertahap membayar utang pokoknya ke IMF sebesar 11,1 miliar dolar AS.

Hingga akhirnya 12 Oktober 2006 pembayaran cicilan utang pokok Indonesia dibayar untuk terakhir kalinya.

Setelah pembayaran tersebut, maka utang Indonesia ke IMF lunas.

Baca Juga: Prabowo Terlanjur Sunat Anggaran Pertahanan Gara-gara Corona, Ancaman di Laut China Selatan Justru Makin Nyata, Tiongkok Pakai Cara Licik Hasut Pimpinan Administratif, Apa Langkah Indonesia?

Sedangkan pembayaran bunga pinjaman berlangsung sejak 1998-2006 senilai 2,1 miliar SDR (mata uang IMF) dilakukan pada September 2006.

Berbanding terbalik dengan sekarang, Indonesia malah menjadi pemberi pinjaman bagi IMF.

Bahkan tinggal tunggu waktu saja jika pada tahun 2030, Indonesia bakal menjadi kekuatan ekonomi dunia.

Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judul Lengsernya Soeharto, Menandai Indonesia Meminjam Uang untuk Lunasi Utang ke Lintah Darat Dunia.

(*)

Source :Sosok.id

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x