Gridhot.ID - KKB Papua menyatakan bahwa Tembagapura menjadi medan perang.
Seperti diketahui, belum lama ini KKB Papua kembali beraksi.
Mereka menembaki dua tenaga medis yang bertugas untuk mengantar obat untuk pasien Covid-19 hingga satu di antaranya tewas.
Aksi penembakan tersebut terjadi di Distrik Wandai, Kabupaten Intan Jaya, Jumat (22/5/2020).
Kedua tenaga medis itu ditembaki hingga satu di antaranya langsung tewas di tempat.
Penyelidikan terbaru dari polisi menyebutkan kalau pelakunya juga ikut dalam penyerangan pos polisi di Paniai pada Jumat (15/5/2020) malam.
Dan kini, KKB Papua menyatakan area Kuala Kencana hingga Tembagapura sebagai medan perang.
Melansir dari Antara, para KKB Papua sudah melaksanakan upacara adat bakar batu.
Upacara adat ini dimaknai komitmen aksi atau perang melawan aparat TNI-Polri.
Kepolisian Daerah Papua pun langsung meningkatkan pengamanan di Pos-Pos TNI-Polri.
Sekadar informasi, melansir dari Wikipedia, tradisi bakar batu merupakan salah satu tradisi penting di Papua yang berupa ritual memasak bersama-sama warga satu kampung yang bertujuan untuk bersyukur, bersilaturahim (mengumpulkan sanak saudara dan kerabat, menyambut kebahagiaan (kelahiran, perkawinan adat, penobatan kepala suku), atau untuk mengumpulkan prajurit untuk berperang.
Tradisi Bakar Batu umumnya dilakukan oleh suku pedalaman/pegunungan, seperti di Lembah Baliem, Paniai, Nabire, Pegunungan Tengah, Pegunungan Bintang, Jayawijaya, Dekai, Yahukimo, dll.
Disebut Bakar Batu karena benar-benar batu dibakar hingga panas membara, kemudian ditumpuk di atas makanan yang akan dimasak.
Namun di masing-masing tempat/suku, disebut dengan berbagai nama, misalnya Gapiia (Paniai), Kit Oba Isogoa (Wamena), atau Barapen (Jayawijaya).
KKB Papua tembak petugas medis
Sebelumnya diberitakan, KKB Papua menembak dua tenaga medis yang mengantarkan obat untuk pasien Covid-19 di Distrik Wandai, Intan Jaya, Jumat (22/5/2020).
Kabid Humas Polda Papua Kombes AM Kamal mengatakan, dua tenaga medis itu diadang ketika mengantarkan obat-obatan.
"Kedua tenaga medis itu ditembak saat hendak mengantar obat-obatan untuk menangani penyebaran Covid-19, di mana kedua tenaga medis itu tergabung dalam tim gugus tugas Covid-19 bidang kesehatan Kabupaten Intan Jaya," kata Kamal dalam keterangan tertulis yang diterima Sabtu (22/5/2020).
Tenaga medis itu adalah Alemanek Bagau dan Koni Somou, seperti dilansir dari Kompas dalam artikel 'KKB Tembak 2 Tenaga Medis di Intan Jaya, Polisi: Diadang Saat Antar Obat Penanganan Covid-19'
Kamal menyebutkan, Koni Somou dikabarkan tewas di lokasi.
Sementara Alemanek Bagau dalam kondisi kritis.
Lokasi Distrik Wandai yang jauh dari Distrik Sugapa, yang merupakan ibu kota Kabupaten Intan Jaya, membuat aparat tak bisa segera menuju lokasi kejadian.
"Untuk diketahui bahwa tempat kejadian sangat jauh. Medan yang sulit merupakan salah satu hambatan yang dihadapi anggota di lapangan untuk menuju ke lokasi tersebut, kita membutuhkan waktu sekitar 5 jam untuk dapat tiba di TKP," kata Kamal.
Kamal memastikan, Kapolres Intan Jaya AKBP Yuli Karre Pongbala akan berkoordinasi dengan anggota TNI untuk menuju lokasi kejadian dan mengevakuasi korban hari ini, Sabtu (23/5/2020).
Kabupaten Intan Jaya merupakan salah satu kabupaten yang terletak di wilayah adat Meepago dan berada di kawasan Pegunungan Cartenz.
Untuk menuju Distrik Sugapa yang menjadi ibu kota Kabupaten Intan Jaya, akses yang bisa ditempuh hanya transportasi udara dari Nabire atau Mimika.
Bandar Udara Sugapa hanya bisa didarati pesawat perintis.
Pendaratan pun hanya bisa dilakukan dari pagi hingga siang hari.
Polres Intan Jaya baru saja didirikan pada akhir 2019. Polres itu berada di Distrik Sugapa, Intan Jaya.
Terdapat delapan distrik di Kabupaten Intan Jaya. Namun, hanya tiga distrik yang memiliki pos polisi dan dijaga pasukan.
Sementara lima distrik lain, yaitu Tomasiga, Agisiga, Ugimba, Wandai, dan Lyandoga, belum memiliki pos keamanan dan anggota polisi.
Jarak dari Distrik Sugapa menuju Distrik Wandai membutuhkan waktu tempuh sekitar lima jam menggunakan kendaraan roda dua.
Kondisi jalan menuju distrik yang belum beraspal tak bisa dilewati kendraan roda empat.
Setelah polisi melakukan penyelidikan, akhirnya terungkap KKB Papua yang menjadi pelaku penembakan dua tim medis tersebut.
KKB Papua pelaku penembakan tim medis itu ternyata juga berperan dalam penyerangan pos polisi di Paniai.
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Dalang Penembakan Tenaga Medis, Polisi: Sama dengan KKB yang Serang Pos Polisi Paniai'
Kabid Humas Polda Papua Kombes AM Kamal mengatakan, insiden penembakan yang menewaskan satu tenaga medis itu masih berkaitan dengan kasus penembakan Pos Polisi 99 Ndeotadi, Kabupaten Paniai pada 15 Mei 2020.
"Kelompok ini adalah pelaku penyerangan Pos Polisi 99 yang ada di Paniai, di situ ada Ayou Zagani dan Ruben Zagani," kata Kamal di Jayapura, Senin (25/5/2020).
Menurut Kamal, KKB Papua itu merupakan gabungan dari beberapa kelompok kecil.
Kamal menyebut, KKB Papua itu hendak memperluas wilayah di Distrik Wandai, Kabupaten Intan Jaya.
Apalagi, Kabupaten Paniai dan Kabupaten Intan Jaya berbatasan langsung.
"Rencana mereka mau mendirikan pos di situ (Distrik Wandai) tetapi tim medis itu memberikan informasi kepada masyarakat untuk menolak KKB," jelas Kamal.
KKB Papua yang berulah di Distrik Wandai, Kabupaten Intan Jaya, mencapai puluhan orang dan menggunakan senjata perang tradisional seperti panah dan tombak.
"Mereka sekitar 50-an orang dengan senjata perang dan beberapa pucuk senjata api," kata dia.
Kamal memastikan aparat gabungan TNI dan Polri akan terus mengejar KKB Papua yang berada di seluruh Papua karena telah meresahkan masyarakat.
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judulKKB Papua Jadikan Tembagapura Sebagai Medan Perang, Sudah Gelar Upacara Adat Bakar Batu(*)