“Kami benar-benar jelas soal garis merah dan tuntutan dari kedua pihak. Satu ingin membangun, yang lain mengatakan tidak. Karena itu, kami tahu langkah-langkah menuju penyelesaian," kata Hooda.
Tidak ada pihak yang secara resmi berbicara tentang asal-usul kebuntuan yang dimulai sekitar sebulan yang lalu tetapi para analis berspekulasi bahwa keputusan China untuk mengumpulkan pasukan di perbatasan bisa saja dipicu oleh kombinasi faktor.
Ini termasuk langkah India untuk memberlakukan aturan federal langsung di wilayah Kashmir pada tahun lalu, dan penyelesaian jalan dan jembatan baru-baru ini yang dekat dengan LAC sebagai bagian dari program infrastruktur.
India menuduh pasukan China melakukan serangan ke daerah-daerah yang tidak pernah diperselisihkan, seperti lembah Sungai Galwan, yang berada di antara Ladakh yang dikelola India dan Aksai Chin yang dikelola China.
Aksai Chin secara strategis penting bagi Beijing karena memiliki satu-satunya jalan penghubung langsung China ke Xinjiang dan Tibet.
Sumber-sumber militer India mengatakan pihak mereka akan mendesak agar status quo dipertahankan di Galwan, sementara mengusahakan pelonggaran segera di Pangong Tso, sebuah danau di dataran tinggi Tibet di mana kedua pihak memiliki klaim yang belum terselesaikan.
Shyam Saran, mantan Menteri Luar Negeri India dan mantan Kepala Dewan Penasihat Keamanan Nasional India mengatakan bahwa perselisihan saat ini tidak biasa dan menyarankan tindakan terkoordinasi yang diatur pada tingkat senior, mengingat tingkat kekerasan dan skala dari penumpukan pasukan.
Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Jenderal India dan China akan bertemu besok, bisa rujuk atau malah tambah panas?
(*)
Source | : | kontan |
Penulis | : | None |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar