Walau tak mengerti bahasa ibunya, Hidayat selaku mencari topik pembicaraan.
Tak jarang, ibunya kerap meneteskan air mata tanpa sebab melihat Hidayat yang menghiburnya.
"Ibu saya pukul 10.00 WIB pasti saya suapin makan, di situ sambil ngobrol. Ibu sering nangis. Mungkin kasihan saya urusin dia sendiri sambil kerja juga."
"Tapi kalau saya enggak nangis, saya ikhlas rawat orangtua saya," katanya.
Hidayat menyebut ibunya juga sering menangis ketika musim hujan tiba. Sebagai anak ia semakin tak tega membiarkan ibuya di rumah sendirian.
Mau tak mau, ia tetap membawa ibunya dengan memakaikan jas hujan dan menerjang derasnya rintikan hujan.
"Kalau hujan ibu tetap saya bawa. Nanti pas saya nyapu dia saya taruh di tempat teduh. Jadi cuma ngeliatin aja. Di situ dia juga sering nangis tapi sebabnya saya enggak tahu."
"Namun dua bulan terakhir saya tinggal di rumah demi kesehatan ibu karena lagi wabah virus corona. Sehingga usai pulang saya buru-buru suapin ibu makan terus mandiin ibu," ungkapnya.
Ikhlas Uang Gaji Obati Ibu
Awal 2019, ketika kondisi Heriana semakin parah hingga kesulitan bicara, Hidayat tetap membawa ibunya ke tempat kerjaan.