Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Jadi Trend di Tengah Pandemi, Jakarta Dipenuhi Orang-orang Hobi Gowes, Praktisi Kesehatan Jelaskan Etika Baik Saat Bersepeda

None - Jumat, 12 Juni 2020 | 09:13
Turis Asing Bersepeda di Gili Trawangan
KIRAM/HAI

Turis Asing Bersepeda di Gili Trawangan

"Jalanan di kota-kota maju biasanya membatasi kecepatan kendaraan di dalam kota pada rentang 30-40 kpj," ucap dia.

Endri juga menilai, bersepeda sebagai sarana hiburan bagi masyarakat, setelah mereka berdiam diri di rumah selama berbulan-bulan.

Baca Juga: Syahrini Bawa 2 Video untuk Jadi Bukti, Lia Ladysta Ditanya Penyidik Soal Kronologi, Mantan Personil Trio Macan Yakin Tak Bersalah

Menurut Endri, untuk tetap mempertahankan tren bersepeda perlu campur tangan pemerintah kota dalam menyediakan sarana infrastruktur. Infrastruktur yang dimaksud Endri, misalnya terkait sama jalur sepeda yang aman, tempat parkir yang memadai di perkantoran serta pusat perbelanjaan.

Sehingga sepeda nggak cuman digunakan untuk olahraga tapi juga bisa digunain sebagai sarana transportasi pribadi.

"Kalau pemerintah kota abai dengan nggak perbaiki infrastruktur kenyamanan bersepeda, tren ini mungkin cuman bakalan sesaat aja dan sepeda nggak lagi digunakan untuk keperluan transportasi," terangnya.

Baca Juga: Curigai Jaringan 5G Tiongkok Tidak Aman, NATO Peringatkan Negara Barat untuk Hati-hati, Stoltenberg: China Semakin Dekat dengan Kita

"Misalnya pesepeda saat car free day Jakarta selalu ramai memenuhi jalan yang sangat lebar seperti Jalan Thamrin dan Sudirman."

"Namun yang menggunakan sepeda untuk keperluan transportasi masih sangat sedikit karena infrastruktur bersepeda masih sangat minim," terangnya. Lalu apa saja etika bersepeda yang harus diterapkan oleh para pesepeda supaya nggak ganggu pengendara yang lain?

1. Pake helm.

2. Taat peraturan lalu lintas kalo di jalan raya.

3. Pake lajur paling kiri.

Source :Tribunnews.com

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x