Selain itu, Neta juga memandang dua hal yang juga menarik untuk dicermati.
Pertama, nama mantan ajudan Presiden SBY, Komjen Pol Rycko yang disebut-sebut sebagai calon kuat Kapolri pengganti Idham Azis, mengingat yang bersangkutan adalah Adhi Makayasa Akpol 88 B.
Jika hal itu terjadi, kata dia, tentunya ini menjadi fenomena baru. Tidak hanya di dalam dinamika kepolisian, tapi juga dalam dinamika politik.
“Di mana mantan ajudan Presiden SBY bisa menjadi Kapolri di era Presiden Jokowi," ujar Neta.
Kedua, nama Kapolda Jatim Irjen Fadil disebut-sebut juga calon kuat pengganti Idham Azis karena menjadi salah satu tim sukses saat Idham mengikuti uji kepatutan di DPR.
"Terlepas siapa pun yang menjadi Kapolri yang dipilih Presiden Jokowi nanti, dinamika prosesnya menarik untuk dicermati. Selain itu tugas berat tentunya menanti," kata Neta.
Sesuai prosedurnya, Neta menjelaskan, nama-nama calon Kapolri itu akan digodok oleh Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti) Polri yang diketuai oleh Wakapolri dan anggotanya terdiri atas Irwasum, Asisten SDM, dan Kadiv Propam.
Source | : | Serambinews.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar