Gridhot.ID - Jenderal Pol Idham Azis resmi dilantik sebagai Kapolri pada 1 November 2019 lalu.
Namun rupanya, jabatan Idham Azis sebagai Kapolri akan segera habis.
Pria yang kini masih menjabat sebagai Kapolri itu memiliki waktu selama 6 bulan lagi untuk menduduki posisinya saat ini.
Baca Juga: Sah! Kapolri Idham Azis Mutasi 120 Perwira Tinggi, Dua Wakapolda Ini Alih Jabatan
Meski masih setengah tahun lagi, sejumlah nama telah bermunculan untuk menggantikan Idham Azis memimpin Korps Bhayangkara tersebut.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S Pane, mengatakan di internal kepolisian bursa calon Kapolri mulai marak dipergunjingkan.
“Ada delapan nama yang disebut-sebut masuk sebagai kandidat kuat dalam bursa calon Kapolri," demikian diungkapkan melalui keterangan resminya pada Kamis (11/6/2020).
Menurut Neta, delapan nama itu terdiri atas lima jenderal bintang tiga dengan pangkat komisaris jenderal (komjen) dan tiga jenderal bintang dua berpangkat inspektur jenderal (irjen).
Kedelapan nama-nama yang muncul mulai dari lulusan Akademi Kepolisian tahun 1988 A hingga lulusan tahun 1991.
Mereka yang berpangkat jenderal bintang tiga antara lain Komjen Pol Rycko Amelza Dahniel yang saat ini menjabat Kabaintelkam, Komjen Pol Agus Andrianto selaku Kabaharkam, Komjen Pol Boy Rafli Amar Kepala BNPT, Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo menjabat Kabareskrim, dan Komjen Pol Gatot Eddy Pramono yang kini jadi Wakapolri.
Selain itu, untuk jenderal bintang dua ada Irjen Pol Nana Sudjana yang menjabat Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Ahmad Luthfi sebagai Kapolda Jateng, dan Irjen Pol Fadhil Imran yang saat ini menjabat Kapolda Jatim.
Menurut Neta, ketiga jenderal bintang dua tersebut bisa masuk bursa calon Kapolri karena menjelang Idham Azis pensiun, ada dua posisi jenderal bintang tiga yang bakal pensiun yakni Kepala BNN dan Sestama Lemhanas.
Neta menambahkan, tapi bila menjelang 1 Juli ini posisi Kakorbrimob dijadikan bintang tiga, peluang jenderal bintang dua untuk masuk menjadi bintang tiga menjadi tiga posisi.
"Sebab keberadaan kakorbrimob dengan pangkat komjen sudah disetujui menteri pendayagunaan aparatur negara dan tinggal menunggu penetapan dan pelantikan saja," ujar Neta.
Ada Tiga Kelompok Menonjol
Lebih lanjut, Neta mengatakan, dalam bursa calon Kapolri kali ini, pihaknya melihat ada tiga kelompok yang menonjol.
Ketiganya yakni Geng Solo terdiri atas jenderal-jenderal yang pernah bertugas di Solo.
Lalu Geng Idham Azis jenderal-jenderal yang dekat dengan Kapolri Idham Azis, dan Geng Netral yang dekat dengan semua pihak.
Namun yang menarik, kata Neta, dalam dinamika di kepolisian, tiga kelompok yang sempat mendominasi pusaran elite kekuasaan di Polri saat ini sudah mulai terkikis dan tersingkir.
Tiga kelompok itu yakni Geng Syafruddin, Geng Tito, dan Geng BG (Budi Gunawan).
Neta menjelaskan, mutasi yang dilakukan di era Kapolri Idham Azis, kelompok Syafruddin dan Tito perlahan mulai tersingkir dari pusaran elite kekuasaan di kepolisian.
Sementara Geng Budi Gunawan tersisih di luar lembaga kepolisian, meski mendapat pangkat menjadi jenderal bintang tiga.
"Apakah jenderal-jenderal bintang tiga Geng BG yang berada di luar Polri ini bisa kembali ke internal kepolisian dan masuk dalam bursa calon Kapolri, kita tunggu saja," kata Neta.
Selain itu, Neta juga memandang dua hal yang juga menarik untuk dicermati.
Pertama, nama mantan ajudan Presiden SBY, Komjen Pol Rycko yang disebut-sebut sebagai calon kuat Kapolri pengganti Idham Azis, mengingat yang bersangkutan adalah Adhi Makayasa Akpol 88 B.
Jika hal itu terjadi, kata dia, tentunya ini menjadi fenomena baru. Tidak hanya di dalam dinamika kepolisian, tapi juga dalam dinamika politik.
“Di mana mantan ajudan Presiden SBY bisa menjadi Kapolri di era Presiden Jokowi," ujar Neta.
Kedua, nama Kapolda Jatim Irjen Fadil disebut-sebut juga calon kuat pengganti Idham Azis karena menjadi salah satu tim sukses saat Idham mengikuti uji kepatutan di DPR.
"Terlepas siapa pun yang menjadi Kapolri yang dipilih Presiden Jokowi nanti, dinamika prosesnya menarik untuk dicermati. Selain itu tugas berat tentunya menanti," kata Neta.
Sesuai prosedurnya, Neta menjelaskan, nama-nama calon Kapolri itu akan digodok oleh Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti) Polri yang diketuai oleh Wakapolri dan anggotanya terdiri atas Irwasum, Asisten SDM, dan Kadiv Propam.
Nama-nama yang digodok Wanjakti ini lalu diserahkan kepada Idham Azis dan Presiden Joko Widodo untuk kemudian dipilih sebagai calon Kapolri.
Setelah salah satu nama dipilih, kemudian dilakukan uji kepatutan di Komisi III DPR. Kompolnas pun, kata dia, juga memberikan nama-nama calon Kapolri sebagai usulan kepada Presiden.
Berikut Delapan Pengganti Kapolri Jenderal Pol Idham Azis :
Jenderal bintang tiga
1. Komjen Rico (Kabaintelkam).
2. Komjen Agus (Kabaharkam)
3. Komjen Boy Rafly (Kepala BNPT)
4. Komjen Sigit (Kabareskrim)
5. Komjen Gatot (Wakapolri).
Jenderal bintang dua:
6. Irjen Nana Sudjana (Kapolda Metro Jaya)
7. Irjen Lufti (Kapolda Jateng)
8. Irjen Fadhil (Kapolda Jatim).
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judulJabatan Idham Azis Sebagai Kapolri Tersisa 6 Bulan Lagi, Ini Nama 8 Kandidat Pengganti(*)