Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Waspada Hadapi Ancaman AS, Korea Utara Klaim Terus Bangun Pasukan Militer Untuk Balas Serangan, Menlu Korut: Mereka Harusnya Tetap Diam Jika Ingin Pemilihan Presiden AS Mendatang Berjalan Lancar

None - Sabtu, 13 Juni 2020 | 15:25
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Csn.com

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Gridhot.ID- Hubungan dua negara, Korea Utara dan Amerika Serikat dilaporkan merenggang.

BahkanMenteri Luar Negeri Ri Son Gwon mengatakan, kebijakan Amerika Serikat (AS) membuktikan Washington tetap menjadi ancaman jangka panjang bagi Korea Utara dan rakyatnya.

Melihat hal ini,Ri mengatakan bahwa Korea Utara tidak akan tinggal diam.

Baca Juga: Berasa Ada Tembok Penghalang dalam Hubungan dengan Anak-anaknya, Krisdayanti Akui Jadi Penguntit untuk Buah Hatinya: Memang Saya Stalker

Apa yang dilakukan oleh Korea Utara?

Dilansir dari kontan.co.id pada Sabtu (13/6/2020),Ri mengungkapkan bahwa Korea Utara akan terus membangun pasukan militernya untuk mengatasi ancaman dari AS.

Ri menyebut nama negaranya denganRepublik Rakyat Demokratik Korea (DPRK).

Baca Juga: Kontras dengan Penghasilanya yang Fantastis Hingga Rp 100 Juta Sebulan, Rumah Kekeyi Ternyata Amat Sederhana, Halamannya Penuh Unggas Mulai dari Ayam Hingga Angsa

Dalam sebuah pernyataan panjang yangKantor Berita Pusat Korea(KCNA), Ri menyatakan, sementara orang-orang di kedua negara menginginkan perdamaian, Washington "bersikeras hanya memperburuk situasi".

"Apa yang menonjol adalah harapan untuk meningkatkan hubungan DPRK-AS yang tinggi di udara, di bawah sorotan global dua tahun lalu, kini telah bergeser ke dalam keputusasaan yang ditandai dengan kemunduran yang semakin meningkat," kata Ri.

"Bahkan, sinar tipis optimisme untuk perdamaian dan kemakmuran di Semenanjung Korea telah memudar menjadi mimpi buruk yang gelap," ujarnya seperti dikutipReutersdariKCNA.

Dia menuduh AS menggunakan klaimnya ingin meningkatkan hubungan untuk menutupi keinginan untuk "perubahan rezim", dan Presiden Donald Trump secara khusus tidak menawarkan Pyongyang sesuatu yang substansial.

Source :Kontan.co.id

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x