"Bahkan, sinar tipis optimisme untuk perdamaian dan kemakmuran di Semenanjung Korea telah memudar menjadi mimpi buruk yang gelap," ujarnya seperti dikutip Reuters dari KCNA.
Dia menuduh AS menggunakan klaimnya ingin meningkatkan hubungan untuk menutupi keinginan untuk "perubahan rezim", dan Presiden Donald Trump secara khusus tidak menawarkan Pyongyang sesuatu yang substansial.
"Kami tidak akan pernah lagi memberikan kepala eksekutif AS paket lain yang akan digunakan untuk pencapaian tanpa menerima pengembalian apa pun."
"Tidak ada yang lebih munafik daripada janji kosong," tegas Ri.
Pada Kamis (11/6/2020), Korea Utara mengkritik AS karena mengomentari masalah antar-Korea.
Dan mengatakan, Washington harus tetap diam jika ingin Pemilihan Presiden AS mendatang berjalan lancar.
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada kantor berita Yonhap, AS tetap berkomitmen untuk berdialog dengan Korea Utara, dan terbuka untuk "pendekatan yang fleksibel untuk mencapai kesepakatan yang seimbang".
Source | : | Kontan.co.id |
Penulis | : | None |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar