Ada beberapa penyebab stillbirth bisa terjadi, salah satunya penyakit yang dimiliki sang ibu.
Seperti Ibu hamil yang mengalami penyakit diabetes yang tidak dikontrol dengan baik, hal ini tentu meningkatkan risiko mengalami bayi meninggal dalam kandungan.
Selain itu, jika ibu hamil menderita tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, dapat terjadi preeklampsia yang dapat meningkatkan risiko bayi meninggal dalam kandungan.
Melihat penjelasan tersebut tentu penyakit diabetes yang dimiliki Ervina juga sedikit banyak memengaruhi kenapa bayi dalam kandungannya bisa meninggal.
Terlebih penanganan persalinanan yang diterimanya pun tak bisa dipungkiri memang bertele-tele dan cenderung terlambat.
Lebih lanjut, Fadli mengatakan, jika status pasien reaktif, maka penanganan akan dilakukan setelah pasien yang bersangkutan telah diketahui statusnya dari tes swab.
Namun demikian, Fadli mengatakan, berdasar pemeriksaan laboratorium di RSIA Ananda, Ervina tidak menunjukkan gejala terinfeksi.
Saat ini, Ervina telah dirujuk ke RSUD Wahidin Sudirohusodo untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut, Rabu (17/6/2020).
“Sudah dirujuk dan telah diterima di RSUP Wahidin Sudirohusodo tadi pagi sekitar pukul 06.00 Wita. Di mana rencananya akan dirujuk sekitar pukul 08.00 Wita. Namun surat rujukannya cepat datang,” pungkas Fadli.(*)
Artikel ini telah tayang di Gridhealth.grid.id dengan judul "Mahalnya Tes Covid-19 di Indonesia, 2,4 Juta, Ibu Hamil Ditolak Bersalin, Bayinya Meninggal di Kandungan"