Dia menjelaskan ketika transisi itu diterapkan, setelah dua bulan publik akan bertanya kapan Mahathir memenuhi janjinya atau apa yang terjadi kemudian.
"Apakah engkau akan punya kabinet yang sama ataukah berubah? Enam bulan itu Anda tidak bisa fokus mereformasi semuanya," jelasnya.
Dilansir Selasa (23/6/2020), dia menolak pencalonan Mahathir Mohamad karena politisi berjuluk Dr M itu sudah dua kali menjadi PM Malaysia.
Yang pertama adalah ketika memimpin Barisan Nasional berkuasa pada 1981-2003. Kemudian yang kedua adalah pada Mei 2018 hingga Februari lalu.
"Menurut saya, dia sudah dua kali jadi PM. Jadi sudah saatnya untuk move on. Ini semata tidak bersifat pribadi," jelas Anwar.
Menurutnya seperti dikutip oleh Malaysiakini via Mothership, publik Negeri "Jiran" berhak untuk mendapatkan sosok pemimpin segar.
Mantan wakil Mahathir pada periode 1993 sampai 1998 tersebut menyatakan, dia sudah memikirkan jabatan yang cocok jika mereka kembali berkuasa.
Anwar menuturkan, dia teringat kepada mendiang Lee Kuan Yew, PM pertama Singapura, yang didapuk sebagai Menteri Senior atau Mentor Menteri.
Lee, yang berkuasa pada 1959 hingga 1990, menjabat sebagai Menteri Senior pada 1990-2004, dan Mentor Menteri pada 2004 sampai 2011.
Source | : | Serambinews.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar