"Pendakian Everest, lebih banyak korban meninggalnya, jadi istri ya mungkin khawatir anak lahir tidak ada bapaknya, sambung Brigjen Iwan Setiawan," imbuh Iwan.
Meski demikian, Iwan Setiawan kalo terjadi sesuatu kan kehormatan, karena membawa merah putih.
Iwan pun kemudian menceritakan halangan yang dihadapinya ketika mendaki gunung tertinggi di dunia itu.
"Kita kan dari iklim tropis, tidak pernah naik gunung es. Begitu sampai di sana langsung dibawa ke gunung es. Saya baru berjalan 100 meter langsung muntah-muntah. Kaget dan memang tidak siap dengan cuaca dingin," terangnya.
Jauh dari sang suami, rupanya Beti merasakan rasa sakit yang dialami belahan jiwanya.
"Rupanya istri sudah merasakan (saya sakit)," imbuh Iwan.
Meski mengalami sakit di awal, Iwan pun tak menyerah karena ia merasa membawa mandat besar di pundaknya.
"Dan saya satu-satunya perwira akmil yang memimpin. Tumpuan arah dari Pak Prabowo saat itu, termasuk negara, di mana saya bisa mengibarkan bendera merah putih," paparnya.
Setelah 2 hari kemudian, Iwan dan rombongan pun melanjutkan perjalanan.