Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari
Gridhot.ID - Jawa Timur kini menjadi daerah dengan tingkat corona tertinggi di Indonesia.
Bahkan beberapa waktu terakhir, Jawa Timur mampu menyalip DKI Jakarta.
Meski demikian, mengutip Kompas TV, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, mengklaim angka pasien Covid-19 di Kota Surabaya telah menurun.
Selain itu Risma juga menepis anggapan bahwa Kota Surabaya kekurangan tenaga medis kesehatan.
Saat ini Pemerintah Kota Surabaya fokus melacak keluarga yang positif corona untuk dirawat di rumah sakit.
Ini merupakan langkah Pemerintah Kota Surabaya setelah kunjungan Presiden Jokowi pada Kamis kemarin (25/6/2020) yang meminta angka kasus covid-19 di Jawa Timur turun dalam waktu 2 pekan.
Selain itu Risma menepis jika Surabaya kekurangan tenaga medis untuk merawat pasien Covid-19.
Sementara itu, melansir GridHealth, Kota Surabaya menjadi wilayah dengan peningkatan kasus Covid-19 tertinggi di Jawa Timur.
Data terbaru menunjukkan terdapat penambahan 70 kasus di Surabaya, menjadikan total kasus positif Covid-19 menjadi 5414 kasus.
Kota Surabaya menjadi wilayah dengan peningkatan kasus Covid-19 tertinggi di Jawa Timur.
Data terbaru menunjukkan terdapat penambahan 70 kasus di Surabaya, menjadikan total kasus positif Covid-19 menjadi 5414 kasus.
Tiga wilayah Surabaya, yakni Surabaya Selatan, Timur dan Utara menjadi wilayah dengan paparan terparah dengan jumlah konfirmasi Covid-19 mencapai lebih dari 1000 kasus.
Dengan rincian, Surabaya Selatan sebanyak 1179 kasus, Surabaya Utara 1097 kasus, dan Surabaya Timur 1668 kasus.
Sedangkan, Surabaya Pusat sebanyak 753 kasus dan Surabaya Barat sebanyak 647 kasus.
Kendati demikian, masih ada kabar baik lainnya di mana 50 pasien dinyatakan sembuh di Surabaya.
Update data ini menjadikan kasus rincian kasus Covid-19 di Surabaya sebagai berikut.
Sebanyak 2896 pasien sedang menjalani masa perawatan, 2118 pasien telah dinyatakan sembuh, sementara jumlah meninggal mencapai 400 pasien.
Dilansir dari laman Surya.co.id, tingginya kasus Covid-19 di Jawa Timur yang sudah menyalip DKI Jakarta, terutama di Surabaya membuat banyak kalangan prihatin.
Salah satunya dari DPD Himpunan Putra Putri Keluarga Angkatan Darat (HIPAKAD Jatim).
Ketua DPD HIPAKAD Jatim Priyo Effendy menuturkan, penyebab utama penularan Covid-19 di Jatim sulit ditekan lantaran karena masyarakat yang kurang disiplin menjalankan protokol kesehatan.
"Faktornya kurang disiplin saja dan aparat yang kurang tegas. Harusnya aparat ini bisa luwes dan bisa juga tegas sehingga peraturan dan rambu itu bisa ditegakkan secara efektif dan maksimal," kata Priyo, Sabtu (27/6/2020).
Khusus di Kota Surabaya yang menjadi episentrum penyebaran Covid-19 di Jawa Timur, Priyo minta Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini agar membuat sanksi yang tegas bagi masyarakat yang melanggar protokol kesehatan.
"Kalau Bu Risma hanya mengimbau dan bengak bengok (teriak-teriak) saja pasti dikesampingkan. Harus ada sanksi tegas," tambahnya.
Dengan adanya sanksi tegas, masyarakat akan lebih patuh protokol kesehatan yang ujungnya bisa menekan angka penularan Covid-19.
HIPAKAD Jatim sendiri masif melakukan kegiatan sosial untuk membantu menekan penularan Covid-19.
Salah satunya adalah melakukan penyemprotan disinfektan pada lebih kurang 14 ribu rumah dan membagikan ribuan sembako ke masyarakat terdampak.
"Secara marathon selama dua belas hari kita melakukan penyemprotan, pagi hingga malam hari," lanjutnya. (*)