"Tapi ada beberapa catatan, nantinya kata mereka lift bakal touchless, tidak ada bersentuhan, kemudian hand sanitizernya pakai sensor, tidak ada sentuhan."
"Bahkan, pengunjung itu identitasnya harus diketahui, bila terjadi sesuatu seperti terpapar, kita mudah melacak, karena kejadian malam itu orang yang hadir bakal terlacak," katanya.
Selain masih banyak kekurangan, Ema pun mengkhawatirkan terjadi penularan akibat kerumunan yang terjadi saat di ruangan klub atau live music.
"Nah, kalau live music itu yang khawatir, karena sudah ada orang joget-joget, jadi harus ada petugas yang mengawasi. Tapi, kalau orang hiburan, apakah menjadi nyaman kalau dijaga, itu harus dipikirkan," ucapnya.
Tak hanya itu, Ema juga ragu jika nantinya para pengunjung ke tempat karaoke tidak melakukan kontak fisik dengan pemandu lagu di dalam ruangan.
"Yang menjadi persoalan besar adalah, kalau di ruang karaoke, apa jaminannya pengunjung dan pemandu lagu itu tidak ada kontak fisik. Itu yang belum bisa dijawab oleh pengelola ini," katanya.
Source | : | TribunJabar.id |
Penulis | : | None |
Editor | : | Siti Nur Qasanah |
Komentar