Menghadapi ancaman yang kian membesar setiap harinya, Jepang berniat untuk luncurkan rudal balistik demi mempertahankan perairan tersebut.
Namun, mengutip dari Reuters tiba-tiba Jepang membatalkan peluncuran rudal balistik tersebut.
Aegis Ashore adalah sistem pertahanan rudal balistik yang direncanakan Jepang mempertahankan kepulauan tak dihuni di Laut China Timur sepanjang 3000 kilometer.
Rupanya, beberapa pembuat kebijakan Jepang ingin Jepang benar-benar capai kemampuan untuk menyerang misil musuh sebelum Aegis Ashore diluncurkan.
Dikutip dari Intisari, Menteri Pertahanan Jepang Taro Kono membuat keputusan mengejutkan yaitu menunda peluncuran Aegis Ashore yang dijadwalkan pada 2025 mendatang.
Dikatakan bahwa, roket peluncur yang digunakan untuk mempercepat misil pencegah SM-3 Block IIA dapat jatuh di sebelah utara Prefektur Akita dan sebelah selatan Prefektur Yamaguchi.
Masalah itu tentunya mengancam rakyat yang hidup di wilayah tersebut.
Namun menurut pakar militer, masalah itu sudah diketahui Jepang semenjak mereka memilih rudal Aegis Ashore 2018 silam.
Pencegah dikembangkan untuk digunakan di laut, tempat puing-puing rudal dapat jatuh tanpa mencederai siapapun.