Jokowi lantas menyampaikan ancaman reshuffle bagi menterinya yang masih bekerja biasa-biasa saja.
"Langkah extraordinary ini betul-betul harus kita lakukan. Dan saya membuka yang namanya entah langkah politik, entah langkah kepemerintahan. Akan saya buka. Langkah apa pun yang extraordinary akan saya lakukan. Untuk 267 juta rakyat kita. Untuk negara," ucap Presiden.
"Bisa saja membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran ke mana-mana saya. Entah buat perppu yang lebih penting lagi kalau memang diperlukan. Karena memang suasana ini harus ada, suasana ini, (jika) Bapak Ibu tidak merasakan itu, sudah," kata Kepala Negara.
Jokowi mencontohkan ketidaksigapan menterinya dengan menyebutkan banyaknya anggaran yang belum dicairkan.
Dilansir dari Wartakotalive.com, Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin, menilai staf pembantu Presiden saat ini terlalu gemuk.
Menurutnya, dengan staf sebanyak itu, rentang kendali dan rantai komando sebuah keputusan yang dibuat oleh Presiden sangat jauh dan lebar.
"Patut kita dukung bila Presiden mulai memikirkan meringkas lembaga-lembaga yang kurang penting."
Source | : | Kompas.com,Wartakota |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar