"Bisa saja membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran ke mana-mana saya. Entah buat perppu yang lebih penting lagi kalau memang diperlukan. Karena memang suasana ini harus ada, suasana ini, (jika) Bapak Ibu tidak merasakan itu, sudah," kata Kepala Negara.
Kinerja para menteri buruk, Presiden Jokowi merasa jengkel
Jokowi mencontohkan ketidaksigapan menterinya dengan menyebutkan banyaknya anggaran yang belum dicairkan.
Dilansir dari Wartakotalive.com, Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin, menilai staf pembantu Presiden saat ini terlalu gemuk.
Menurutnya, dengan staf sebanyak itu, rentang kendali dan rantai komando sebuah keputusan yang dibuat oleh Presiden sangat jauh dan lebar.
"Patut kita dukung bila Presiden mulai memikirkan meringkas lembaga-lembaga yang kurang penting."
"Lembaga negara harus kecil, efektif, dan efisien," kata Hasanuddin lewat keterangan tertulis, Minggu (5/7/2020).
Politikus PDIP itu menyoroti di sekitar Istana terdapat sejumlah lembaga seperti Sekretaris Negara (Sesneg), Sekretaris Kabinet (Seskab), Sekretaris Militer (Sesmil), Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Kantor Staf Presiden (KSP), dan Staf Ahli.
"Di KSP misalnya ada beberapa deputi plus tenaga ahli plus Wanhat KSP," tuturnya.
Baca Juga: Jokowi: Datang-datang Bawa Rapid Test, Sosialisasi Dulu ke Masyarakat!