Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Bandingkan dengan Masa Megawati, Staf Presiden Jokowi Dinilai Terlalu Gemuk, Sosok Ini: Ujung-ujungnya Setiap Keputusan Walau Cepat Tapi Lelet Dilaksanakan!

Desy Kurniasari - Senin, 06 Juli 2020 | 06:25
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri turut hadir dalam aca
Bayu Dwi Mardana

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri turut hadir dalam aca

Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari

Gridhot.ID - Wacana reshuffle Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapat respon dari berbagai pihak.

Bahkan, ada juga yang menyoroti struktur lembaga pembantu Presiden Jokowi saat ini.

Melansir Kompas.com, ancaman reshuffle kabinet tiba-tiba muncul di tengah pandemi covid-19.

Baca Juga: Dikirimi Video Kapal Ikan Asing Keruk Ikan di Natuna, Susi Pudjiastuti Langsung Tahu Hal Ini, Sang Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Singgung Jokowi

Hal itu terungkap dari video yang tayang di akun YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (28/6/2020).

Video tersebut berisi pidato pembukaan Presiden Joko Widodo pada sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Kamis (18/6/2020).

Jokowi membuka pidatonya dengan nada tinggi. Ia tampak berang lantaran banyak menterinya yang masih menganggap situasi pandemi saat ini bukan sebuah krisis.

Baca Juga: Bandingkan Kemarahan Jokowi dengan Menhan, Yunarto Wijaya Sebut Kemarahan Sang Presiden Kebanyakan Diulang-ulang Sampai Buat Bosan: Coba yang Jadi Presiden Prabowo

"Saya lihat, masih banyak kita ini yang seperti biasa-biasa saja. Saya jengkelnya di situ. Ini apa enggak punya perasaan? Suasana ini krisis!" ujar Jokowi saat menyampaikan omelannya.

Jokowi lantas menyampaikan ancaman reshuffle bagi menterinya yang masih bekerja biasa-biasa saja.

"Langkah extraordinary ini betul-betul harus kita lakukan. Dan saya membuka yang namanya entah langkah politik, entah langkah kepemerintahan. Akan saya buka. Langkah apa pun yang extraordinary akan saya lakukan. Untuk 267 juta rakyat kita. Untuk negara," ucap Presiden.

"Bisa saja membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran ke mana-mana saya. Entah buat perppu yang lebih penting lagi kalau memang diperlukan. Karena memang suasana ini harus ada, suasana ini, (jika) Bapak Ibu tidak merasakan itu, sudah," kata Kepala Negara.

Kinerja para menteri buruk, Presiden Jokowi merasa jengkel
YouTube/ Sekretariat Presiden

Kinerja para menteri buruk, Presiden Jokowi merasa jengkel

Baca Juga: Minta Berhentikan 1 Menteri yang Bermasalah, Sosok Ini Sebut Nama Luhut Binsar Pandjaitan: Sebagai Masukan Untuk Presiden

Jokowi mencontohkan ketidaksigapan menterinya dengan menyebutkan banyaknya anggaran yang belum dicairkan.

Dilansir dari Wartakotalive.com, Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin, menilai staf pembantu Presiden saat ini terlalu gemuk.

Menurutnya, dengan staf sebanyak itu, rentang kendali dan rantai komando sebuah keputusan yang dibuat oleh Presiden sangat jauh dan lebar.

Baca Juga: Habis Jadi Sorotan Jokowi, Terawan Baru Akan Kirim Tim Medis ke Jawa Timur, Ketua Gugus Tugas: Dokter Sudah Dihimpun oleh Bapak Menteri

"Patut kita dukung bila Presiden mulai memikirkan meringkas lembaga-lembaga yang kurang penting."

"Lembaga negara harus kecil, efektif, dan efisien," kata Hasanuddin lewat keterangan tertulis, Minggu (5/7/2020).

Politikus PDIP itu menyoroti di sekitar Istana terdapat sejumlah lembaga seperti Sekretaris Negara (Sesneg), Sekretaris Kabinet (Seskab), Sekretaris Militer (Sesmil), Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Kantor Staf Presiden (KSP), dan Staf Ahli.

"Di KSP misalnya ada beberapa deputi plus tenaga ahli plus Wanhat KSP," tuturnya.

Baca Juga: Jokowi: Datang-datang Bawa Rapid Test, Sosialisasi Dulu ke Masyarakat!

Akibatnya, sambung Hasanuddin, saran dan masukan untuk Presiden akan sulit diterima dengan cepat dan tepat, karena rentangnya terlalu jauh.

"Ujung-ujungnya setiap keputusan Presiden walau cepat tapi lelet dilaksanakan di bawahnya," tuturnya.

Anggota Komisi I DPR TB Hasanuddin

Anggota Komisi I DPR TB Hasanuddin

Hasanuddin membandingkan pada masa Megawati Sukarnoputri menjadi Presiden, kementerian justru lebih ramping.

Baca Juga: Pikul Perintah Besar Jokowi, Erick Thohir Siap Jadi Raja Tega, Tegas Rontokkan Puluhan Perusahaan BUMN: Kami Ingin Mapping yang Jelas!

Kementerian Perdagangan dan industri digabung menjadi Kementrian Industri dan Perdagangan. Bahkan, Seskab pun dirangkap oleh Sesneg.

"Tak ada wantimpres, KSP, dan staf lainnya. Saat itu semuanya baik baik saja," paparnya. (*)

Source :Kompas.com Wartakota

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x