Tanah galian digunakan untuk menimbun fondasi rumahnya setinggi 1,3 meter.
Giman mengaku tidak terlalu ingat kapan mulai membangun fondasi dan tembok di sekeliling rumahnya.
“Sudah tidak ingat kapan beli rumah itu, sudah lama. Bangun fondasinya juga sudah lama, tidak seketika, sedikit-sedikit. pokoknya kalau ada rezeki bangun lagi, cari lagi bangun lagi,” jelasnya.
Satu-satunya rumah tetangga paling dekat adalah rumah Hartanto yang berada 10 meter di sebelah selatan rumah Giman.
Hartanto yang menyuplai kebutuhan bahan bangunan rumah Giman juga tidak tahu pasti kapan Giman memindahkan atap rumahnya.
“Tahunya malah dari warga lain yang ribut soal rumah Giman sudah pindah. Padahal dari sini kelihatan,” kata Hartanto.
Giman dulunya merantau ke Jakarta sebagai buruh bangunan. Belasan tahun bekerja sebagai kuli bangunan membuat dia memiliki keahlian bertukang.
“Kalau mindahnya sudah tiga mingguan, tapi ramai baru lima harian. Ramainya ada videonya di media sosial,” kata Kepala Dusun Mengger Sudadi menjelaskan kepada puluhan warga yang melihat langsung rumah Giman.
Ketua Badan Pemusyawaratan Desa BPD Mengger Prawoto mengatakan, empat hari terakhir pengunjung rumah Giman mencapai lebih dari 1.000 orang.