Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Berantem Sendiri Adu Mulut Layaknya Bayi Belum Nalar, Amerika Serikat dan China Malah Gunakan Myanmar Sebagai Medan Perang Barunya, Sejarawan Sampai Tepok Jidat Lihat Kelakuan Keduanya

None - Senin, 20 Juli 2020 | 12:13
Pagoda di Myanmar
https://www.maxpixel.net/

Pagoda di Myanmar

Sebagai jembatan antara daratan China dan Teluk Benggala

Dan, China menyatakan, pernyataan tersebut merupakan "lelucon lain dalam tur global oleh pihak berwenang AS untuk mengalihkan perhatian pada masalah-masalah domestik dan mencari keegoisan keuntungan politik".

Baca Juga: Teka-teki Kematian Yodi Prabowo Belum Terpecahkan, Polisi Tambah Bingung Saat Periksa Rekaman CCTV Sekita TKP, Videonya Terhapus Hingga Helaian Rambut Ditemukan

"AS pertama-tama harus melihat ke cermin untuk melihat, apakah masih terlihat seperti negara besar sekarang," ujar Kedutaan Besar China seperti diklansir Reuters.

Myanmar semakin menjadi medan pertempuran bagi pengaruh AS dan China sejak hubungan antara pemerintah yang dipimpin oleh pemenang Nobel Aung San Suu Kyi dan Barat menjadi tegang karena perlakuannya terhadap minoritas Muslim Rohingya.

Penulis dan sejarawan Myanmar Thant Myint-U mengatakan kepada Reuters melalui e-mail, meskipun negara itu memiliki nilai ekonomi yang bisa para pesaing abaikan, kepentingan strategisnya sebagai jembatan antara daratan China dan Teluk Benggala sulit untuk dikesampingkan.

"Naluri Myanmar sejak kemerdekaan pada 1948 adalah berusaha berteman dengan semua orang, tetapi tidak jelas, apakah itu akan tetap mungkin, dalam periode persaingan adikuasa (AS dan China) yang semakin meningkat," katanya.

Baca Juga: Restui Salmafina Pacaran dengan Bule, Sunan Kalijaga Bakal Beri Kekasih Putrinya 3 Hadiah Mewah Ini, Sang Pengacara Ajukan Satu Hal Sebagai Syarat

"Beratnya revolusi industri raksasa China sudah mengubah Myanmar. Jika proyek infrastruktur multi-miliar dollar ditambahkan sebagai campuran, perbatasan antara kedua negara (China-Myanmar) akan menjadi semakin sulit dilihat," ujar Thant.

"Penting untuk diingat, Myanmar adalah salah satu dari sedikit negara di dunia, di mana Perang Dingin terakhir menyebabkan pertempuran bersenjata proksi yang pada gilirannya menyebabkan kediktatoran militer dan dekade isolasi diri," imbuh dia.

Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Myanmar jadi medan pertempuran baru AS dengan China.

(*)

Source : kontan

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x