Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari
Gridhot.ID - Sosok Angelina Patricia Pinkan Sondakh atau yang lebih dikenal dengan nama Angelina Sondakh tentu sudah tidak asing lagi.
Kini ia masih mendekam di balik jeruji besi atas kasus korupsi dan suap terkait pembahasan anggaran proyek Wisma Atlet Palembang.
Angelina Sondakh mulai menjadi sorotan sejak menikah dengan mantan suami penyanyi Reza Artamevia, Adjie Massaid.
Namun, belum lama membina rumah tangga, keduanya harus dipisahkan oleh maut.
Melansir Nova.id, Angelina Sondakh kembali menikah secara siri dengan Brotoseno, seorang mantan perwira polisi, saat dalam tahanan.
Bahkan Brotoseno juga dikabarkan rajin mengunjungi Angelina di penjara hingga membawakan makanan favoritnya.
Setiap akhir pekan, Brotoseno mengajak Keanu jalan-jalan bersama dengan kedua kakaknya, Aaliyah dan Zahwa.
Angie sendiri dikatakannya sering menanyakan Keanu dan merasa sedih karena tidak bisa melihat tumbuh kembang anaknya.
Meski awalnya, hubungan mereka ditutup-tutupi, tapi semakin lama, Angie semakin terbuka tentang hubungan mereka berdua.
Bahkan pada tahun 2016, kuasa hukum Brotoseno, Firman Chandra, mengatakan kalau kliennya dan Angie sudah menikah secara siri di Rutan Pondok Bambu.
Tapi belum lama berita nikah siri itu berhembus, datang lagi kabar yang menyebutkan kalau Brotoseno ditahan polisi.
Dilansir dari TribunJateng.com, keceriaan terpancar dari Angelina Sondakh (42), mantan Putri Indonesia dan politisi Partai Demokrat, ketika ditemui tim Tribun Network pada Jumat (17/7/2020) pagi.
Terpidana 12 tahun penjara kasus korupsi Wisma Atlet, Palembang, itu tercatat sebagai warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Pondok Bambu, Jakarta Timur.
“Hai, inilah kegiatan sehari-hari saya di tempat ini. Berkebun serta merawat taman edukasi-rekreasi bersama warga binaan yang lain,” ujar mantan anggota DPR tersebut.
Pagi itu Angie, panggilan akrab Angelina Sondakh, mengenakan kaus lengan panjang warna pink, bermasker, dan memakai face shield.
Didampingi Kepala Lapas Herlin Candrawati, Angie tampak bersemangat menceritakan bagaimana membangun taman itu, merawat, serta memanfaatkannya.
“Kami, warga binaan di sini yang semua perempuan, mengerjakan sendiri taman ini secara bertahap. Perlu waktu satu tahun hingga jadi seperti ini,” ujar perempuan kelahiran Australia itu.
Taman itu semula brandgang yang dipakai untuk membuang puing-puing dan barang-barang bekas.
Namun kini lokasi itu menjadi hijau dan asri.
Ada tanaman anggrek, bunga-bunga, hidroponik, taman bacaan, dan gazebo yang terbuat dari bambu bekas.
“Saya sengaja memilih kegiatan di outdoor supaya badan saya terkena sinar matahari dan mengeluarkan keringat,” kata Angie.
Meski taman tersebut rindang, Angelina Sondakh harus sering mengusap keringat yang membasahi wajahnya.
Menurut Angie, bermula dari program kemandirian yang diluncurkan Kementerian Hukum dan HAM, kemudian direkrut warga bianaan yang mau membuat konstruksi pemula dari taman tersebut.
“Belajar lah kami membuat gazebo, bagaimana cara ngebor, masang atap dan sebagainya. Jadi kalau kelihatan kurang rapi, ya maklum karena yang kerja perempuan semua,” katanya.
Termasuk diajari memasang keramik, membuat adonan semen dan pasir.
“Jadi semua yang ada di sini memanfaatkan barang-barang bekas. Termasuk wastafel itu, kami bikin dari bambu bekas dan ember bekas,” katanya.
Setelah pandemi Covid-19, para warga binaan tidak bisa menerima kunjungan keluarga sesuai protokol kesehatan sehingga mempengaruhi kondisi psikologis mereka.
“Lalu Ibu Kalapas punya ide membuat perpustakaan outdoor. Jadi ketika warga binaan ke sini (perpustakaan outdoor) rasanya seperti tidak dipenjara. Kebahagiaan mereka itu kan bertemu keluarga,” ujarnya.
Untuk merawat dan membersihkan taman tersebut ada 11 orang warga binaan yang berbagi tugas.
Menurutnya para narapidana bisa memanfaatkan lokasi tersebut untuk curhat kepada alam.
“Kami ingin para warga binaan tidak terlalu merasa tertekan oleh pandemi Covid-19, sehingga perlu ada tempat seperti ini,” tambah Angie.
Lapas Pondok Bambu memang memberikan ketrampilan bagi para warga binaan, di antaranya menjahit, menyulam, melukis, salon kecantikan, termasuk beternak ikan lele.
Ada dua tempat beternak lele di Lapas Perempuan Pondok Bambu, yang telah dipanen untuk pertama kalinya.
Selain berkebun, membaca buku juga merupakan kegiatan rutin Angie.
“Membaca buku membuat saya bisa melihat dunia tanpa harus keluar dari penjara ini," katanya sambil tersenyum.
Ibu satu orang anak tersebut mengaku pada 2022 bisa menghirup udara bebas di luar tembok lapas. Apakah akan kembali terjun ke dunia politik setelah bebas?
Sambil tertawa kecil ia tegas menjawab tak mau lagi bersentuhan dengan politik praktis.
"Saya ingin bertani setelah bebas dari sini,” ujarnya. (*)
Source | : | Nova.id,TribunJateng.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar