Saat melewati fase tersebut, pendaki biasanya berhalusinasi dengan situasi yang berkebalikan dari suhu dingin.
"Selain berhalusinasi, biasanya melepas pakaiannya," paparnya.
"Mereka berhalusinasi kepanasan, atau situasinya berbalik dari suhu yang ada," imbuhnya.
Kasus yang menimpa Andi rupanya tak hanya sekali terjadi, Budi pernah mendapati di situasi dengan ruang dan waktu yang berbeda.
"Dulu pernah di Merapi juga seperti itu, ada pendaki yang melepas pakaiannnya sampai telanjang," paparnya.
"Namun beruntung dia masih pasif, tidak aktif seperti yang terjadi pada Saudara Andi," jelasnya.
Saat mendapati hal demikian, biasanya para relawan melakukan terapi tertentu pada penderita hipotermia fase berat.
"Kalau masih pasif biasanya kita bungkus dengan plastik termal atau kita buatkan perapian," tuturnya.
"Kalau sudah aktif satu satunya jalan biasanya dilukai anggota tubuhnya agar tersadar," imbuhnya.
"Yang aktif pembukuh darahnya sudah mengecil," tandasnya.
Sayangkan Tak Melapor
Budi berharap kejadian tersebut tak lagi berulang.
Ia juga menyayangkan bila pendaki yang menemui kejadian ganjil itu, tak melapor ke posko.
Source | : | TribunSolo.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Siti Nur Qasanah |
Komentar