Tidak ada kontak langsung terjadi antara penumpang dan anjing, atau pawang.
Sebagai gantinya, sampel disajikan kepada anjing di ruang terisolasi dan anjing biasanya dapat menentukan dalam beberapa detik apakah seseorang memiliki virus atau tidak.
"Data dan penelitian menunjukkan bahwa deteksi dugaan kasus Covid-19 mencapai sekitar 92 persen dalam akurasi keseluruhan," kata Kementerian Dalam Negeri Dubai.
"Angka-angka menunjukkan bahwa anjing dapat dengan cepat mendeteksi kasus yang terinfeksi, membantu melindungi situs-situs utama, secara efektif menangani kerumunan besar dan mengamankan acara besar, bandara, dll," catat Kementerian Perindustrian.
Anjing pendeteksi yang terlatih khusus telah terbukti efektif dan digunakan secara luas untuk mengendus penyakit tertentu lainnya termasuk malaria, TBC, diabetes, kanker dan penyakit Parkinson.
"Anjing pendeteksi terlatih dikenal karena kemampuan dan keterampilan luar biasa mereka yang mengalahkan anjing lain, terutama indra penciumannya yang kuat. Untuk alasan ini, mereka dapat digunakan dalam patroli polisi dan mengamankan mal, acara, bandara, dan fasilitas vital lainnya," kata Kementerian Perindustrian Dubai.
Pada 1 Agustus, Bandara Dubai mulai mewajibkan semua penumpang yang bepergian melalui Dubai International (DXB) atau Dubai World Central (DWC) untuk menjalani tes sebelum keberangkatan mereka dan membawa sertifikat yang membuktikan hasil negatif tes COVID-19 dengan swab test yang diambil hingga 96 jam sebelum bepergian.
Wisatawan yang datang dari daerah berisiko tinggi atau menunjukkan gejala apa pun akan diuji lagi pada saat kedatangan.
Source | : | Kompas TV,TribunTravel.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar