Laporan Wartawan GridHot, Desy Kurniasari
GridHot.ID - Belum lama ini viral sebuah curhatan seorang netizen yang dinyatakan gugur dalam seleksi Akademi Kepolisian (Akpol).
Sempat berbahagia lantaran hasil seleksinya terbilang bagus, calon taruni itu pun harus menelan pil pahit lantaran ia dinyatakan gugur karena dinyatakan positif virus corona.
Diberitakan GridHot sebelumnya, seorang calon taruni curhat melalui akun Twitter @siap_abangjagoo bahwa ia dinyatakan gugur dalam seleksi masuk Akpol.
Padahal, ia mendapat peringkat 1 pada sidang pemeriksaan kesehatan di tingkat provinsi.
"Jadi, kemarin itu aku daftar ikut seleksi Akpol, masih seleksi daerah sih. Tapi, Alhamdulillah aku ranking 1 se-provinsi, udah sampai sidang akhir, terus berhak untuk melanjutkan tes ke tingkat pusat.," tulisnya mengawali utas.
Agar dapat mengikuti seleksi tahap berikutnya, calon taruni itu pun telah melakukan persiapan, termasuk melakukan rapid test secara mandiri.
Hasilnya, rapid test yang dilakukannya pada Jumat (31/7/2020) itu pun menunjukkan bahwa ia non-reaktif atau negatif covid-19 sesuai dengan foto yang diunggahnya.
Akan tetapi, sore harinya, datang perwakilan dari Polda ke rumahnya untuk memberi kabar bahwa ia dinyatakan positif covid-19.
Hal yang membuatnya curiga ialah tak ada satu pun bukti tertulis secara resmi bahwa ia memang benar-benar positif covid-19.
“Menghalalkan Segala Cara.”
[SEBUAH THREAD]
hati-hati emosi yaa bacanya!????????Jadi, kemarin itu aku daftar ikut seleksi Akpol, masih seleksi daerah sih. Tapi, Alhamdulillah aku ranking 1 se-provinsi, udah sampai sidang akhir, terus berhak untuk melanjutkan tes ke tingkat pusat. pic.twitter.com/bigEIgf63M
— siap abang jagooo (@siap_abangjagoo) August 6, 2020
Ia pun lantas menelan kekecewaan karena batal berangkat untuk mengikuti seleksi tahap selanjutnya.
"Terus, sorenya dtg orang dari Polda ke rumahku. Ngasi kabar kalau aku dinyatakan positif covid, tp ngga ada bukti tertulis resmi kalau aku emang beneran positif covid. Yaudah, intinya gabisa berangkat aja gitu alias gugur.," tambah calon taruni itu.
Merasa tak terima dan ragu dengan hal tersebut, ia pun langsung mendatangi sebuah klinik untuk melakukan swab test.
Ketika hasil swab test keluar pada Senin (3/8/2020), calon taruni itu pun dinyatakan negatif dari virus corona.
Curhatannya di media sosial itu pun menjadi viral.
Sementara itu, dilansir GridHot dari Tribunnews.com, kepolisian pun memberi klarifikasi.
Belakangan diketahui bahwa calon taruna Akpol yang menduduki peringkat satu seleksi tingkat provinsi tersebut berasal dari Kepulauan Riau.
Kabar ini dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Kepulauan Riau Kombes Harry Goldenhart.
"Memang betul ada petunjuk dari Mabes. Sudah ada aturan bagi mereka yang hendak tes masuk pusat itu harus dilakukan tes swab. Apabila dinyatakan positif dia tak diberangkatkan," kata Harry dalam keterangannya, Jumat (7/8/2020).
Namun demikian, pihaknya belum mengetahui secara pasti jumlah peserta yang gugur seleksi karena hasil pemeriksaan kesehatan positif Covid-19.
"Ada dari Tamtama juga tak diberangkatkan. Karena hasilnya itu (positif, Red). Mereka sebelum berangkat wajib tes swab yang dilakukan lembaga ditunjuk Kementerian Kesehatan," jelasnya.
Dia juga menjawab pernyataan calon Akpol itu yang menyebutkan telah memeriksa ulang swab Covid-19 secara mandiri yang ternyata hasilnya negatif. Menurut Harry, hasil yang diterimanya didapatkan langsung dari Kementerian Kesehatan.
"Hasil yang resmi dikeluarkan dari Kementerian Kesehatan. Kan yang resmi itu. Kalau ada lembaga lain yang bukan ditunjuk dari Kementerian Kesehatan ya nggak bisa," jelasnya.
Di sisi lain, Harry mengharapkan calon Taruna, Bintara atau Tamtama yang gagal masuk karena dinyatakan positif Covid-19 untuk tidak patah semangat.
Menurutnya, masih ada kesempatan lain yang bisa untuk tahapan seleksi selanjutnya.
"Berjiwa besar. Karena kita semua mengikuti aturan. Sementara orang yang positif saja dikarantina. Kalau memang positif yang terima itu dan lakukan protokol Covid," pungkasnya. (*)
Source | : | Tribunnews.com,GridHot.ID |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar