Tahun 2030, armada China menaruh 50 tentara di pulau Uotsuri Jima, salah satu pulau bagian Senkakus, kepulauan milik Jepang yang berada di Laut China Timur.
Kepulauan Senkaku juga diklaim oleh China, yang kemudian mendeklarasikan 50 mil (80 km) Zona Eksklusif di sekitar kepulauan Senkaku.
Beijing kemudian kirimkan kapal perang, kapal selam, kapal permukaan dan drones, serta didukung dengan rudal balistik yang diarahkan dari pulau China.
Tim Jepang melibatkan kapal serang amfibi, pengawal permukaan, kapal selam, pasukan khusus dan marinir yang didukung dengan jet tempur di pangkalan militer Okinawa.
Tim Jepang juga dikawal dengan dua kapal induk AS, kapal selam, jet tempur siluman dan kapal pembom.
Aturan mainnya cukup sulit, AS hanya hadir untuk membantu Jepang karena keduanya memiliki pakta pertahanan, sembari menghindari tembak-tembakan dengan tim China.
Baca Juga: Lama Menghilang dari Layar Kaca, Aktris Cantik Mendadak Jadi Seorang Pastor, Begini Kisahnya
Untuk komandan China, perintahnya sangat sederhana: menembak pasukan Jepang yang masuk ke Zona Eksklusidd tanpa menyerang AS.
Apa yang terjadi selama beberapa putaran simulasi adalah serangkaian serangan dan serangan balasan yang memperbutkan posisi.
Kedua belah pihak berhati-hati menavigasi garis tipis antara pencegahan dan permusuhan.
Tim Jepang dan AS serta tim China mempertaruhkan tujuan mereka: China akan mengirimkan pesan yang kuat bahwa Jepang harus mundur, sedangkan Jepang bertujuan untuk memaksa penarikan China.