Pasalnya, pinjaman memang diperlukan untuk tetap menjaga pertumbuhan ekonomi tiap negara.
"Kalau teman-teman yang suka pakai negara Islam. Semua negara Islam di dunia, semua berutang. Mau Saudi, UAE, Qatar, Maroko, Pakistan, Afghanistan, Kazakhstan, you name it," tegas Sri Mulyani dalam live Instagram, seperti dikutip dari laman TribunnewsBogor, pada Kamis (13/4/2020).
Tak hanya itu, Sri Mulyani juga menerangkan utang negara tetap bisa dikontrol asal tetap menjaga rasio dengan PDB (Pelaksana Bank Dunia).
"Bahkan saya tahu waktu di Bank Dunia, negara Islam terutama yang di Afrika mayoritas miskin banget. Dan mereka dapat utang, bahkan diberikan hibah," terang Sri Mulyani.
Sri Mulyani pun mengatakan negara perlu utang asal benar-benar dimanfaatkan secara benar dan produktif.
"Kalau begitu kita perlu utang? Ya utangnya untuk apa dulu. Kalau untuk membuat infrastruktur kita baik (utang produktif), supaya anak-anak bisa sekolah dan tidak menjadi generasi yang hilang, ya tidak ada masalah," tutur Sri Mulyani.
Pasalnya, menurut pemerintah negara yang tertinggal dalam segi infrastruktur dan konektivitas dapat menimbulkan biaya ekonomi yang tinggi hingga daya saing Indonesia menjadi rendah.
"Itu pilihan kebijakan. Kalau enggak utang, berarti kita menunda kebutuhan infrastruktur. Masalah pendidikan, masalah kesehatan, mungkin tertunda. Jadi negara kita warganya banyak, tapi anak-anaknya bisa rentan," pungkas Sri Mulyani.
Artikel ini telah tayang di Grid.id dengan judul "Berani-beraninya Singgung Masalah Utang di Depan Sri Mulyani, Komika Kiky Saputri Kena Semprot Susi Pudjiastuti: Kurang Ajar Nih Bu!"