Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Fakta Baru Vaksin Corona Pertama di Dunia dari Rusia Terungkap, Hanya Diuji Kepada 38 Orang Tapi Muncul Ratusan Efek Samping Mengerikan, Ahli: Akan Jadi Bencana

None - Jumat, 14 Agustus 2020 | 13:13
Presiden Rusia Vladimir Putin
@putinofficial.ru

Presiden Rusia Vladimir Putin

Sebelum digunakan, harus disimpan pada suhu kamar, tetapi tidak lebih dari 30 menit. Sebelum injeksi, Sputnik-V harus dikocok perlahan dulu untuk bercampur.

Kepala Institut Gamaleya, Alexander Gintsburg, mengatakan kepada Interfax, "Ketika kami menyelesaikan fase pasca-pendaftaran, yang baru kami mulai sekarang, kami secara hukum berhak menyerahkan dokumen untuk menguji vaksin ini pada anak-anak."

Namun, Fontanka mengatakan dokumentasi Gamaleya "tidak terlihat menggembirakan seperti pernyataan Vladimir Putin dan Menteri Kesehatan Mikhail Murashko."

Pengungkapan hari ini mengikuti gelombang kritik dari para ilmuwan atas pendaftaran vaksin virus corona tersebut yang tergesa-gesa, sebelum menjalani apa yang disebut uji coba Fase 3.

"Persetujuan jalur cepat tidak akan membuat Rusia menjadi yang terdepan dalam perlombaan, itu hanya akan membuat konsumen vaksin terkena bahaya yang tidak perlu," kata Asosiasi Organisasi Uji Klinis Rusia.

Baca Juga: Di depan Mendagri Berani Pakai Masker N95, Wali Kota Depok Kena Sindir Tito Karnavian: Sebaiknya Digunakan Tenaga Medis

Putin mengatakan salah satu putrinya yang telah vaksinasi memiliki suhu tubuh 38 derajat celcius pada hari pertama injeksi vaksin, dan turun menjadi 37 derajat celcius sehari kemudian. "Dia merasa sehat dan memiliki banyak antibodi," ucap Putin.

Profesor Francois Balloux dari Institut Genetika Universitas College London, mengecam langkah Rusia tersebut.

"Ini keputusan yang sembrono dan bodoh. Vaksinasi massal dengan vaksin yang diuji secara tidak tepat adalah tidak etis," katanya.

Dia memperingatkan, "Masalah apa pun dengan kampanye vaksinasi Rusia akan menjadi bencana baik melalui efek negatifnya pada kesehatan, tetapi juga karena itu akan semakin menghambat penerimaan vaksin di masyarakat."

Menteri Kesehatan Jerman, Jens Spahn mengatakan hari ini bahwa vaksin Rusia belum cukup diuji.

Baca Juga: Berdiri di Atas Kapalnya Sendiri, Nyali Militer Malaysia Langsung Ciut Saat Dibentak Serka Ismail, Sang Anggota Kopaska Tak Butuh Senjata Buat Bikin Lawan Lari Tunggang Langgang

Source : kontan

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x