"Bisa berbahaya untuk mulai memvaksinasi jutaan orang, jika tidak miliaran orang, terlalu dini karena itu bisa mematikan penerimaan vaksinasi, jika terjadi kesalahan, jadi saya sangat skeptis tentang apa yang terjadi di Rusia," kata Spahn kepada radio Jerman.
"Saya akan senang, jika kami memiliki vaksin awal yang bagus, tetapi berdasarkan semua yang kami ketahui, dan itulah masalah mendasar, yaitu bahwa Rusia tidak memberi tahu kami banyak tentang vaksin yang belum cukup diuji ini," tambahnya. Menurutnya, fokus penemuan vaksin bukan tentang menjadi yang pertama, melainkan tentang bagaimana memiliki vaksin yang efektif, teruji, dan aman digunakan.
Putin memiliki dua anak perempuan dewasa dan dia tidak merinci putrinya yang mana yang divaksinasi, tetapi Otkrytie Media melaporkan bahwa itu adalah Ekaterina, yang dikenal sebagai Katerina Tikhonova.
Otkrytie Media mengklaim Ekaterina mendapatkan vaksinasi pada tahap paling awal perkembangan vaksin virus corona tersebut.
Katerina, 33 tahun, menggunakan nama belakang nenek dari pihak ibu, yang selama bertahun-tahun menyembunyikan identitasnya sebagai putri Putin.
Mantan penari akrobatik itu meraih gelar doktor dari Universitas Negeri Moskow yang bergengsi setelah menyelesaikan studi tentang membantu kosmonot dan pilot untuk menyesuaikan diri dalam kondisi sulit.
Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Fakta vaksin asal Rusia: Diuji kepada 38 orang, ada ratusan efek samping.
(*)