Pasalnya, hingga kini belum ada data resmi yang dikeluarkan pihak Unair untuk dapat dikaji ulang oleh ilmuwan lain atau laporan peer-review.
"Saya dan teman-teman (ilmuwan) semalam sempat membahas ini. Ada semacam konsepsus, teman-teman (ilmuwan) dalam tanda kutip tidak berkomentar banyak. Karena kalau kita lihat dari datanya itu memang tidak lazim," kata Ahmad melalui telepon, Minggu (16/8/2020).
Dari sosok penelitinya, Ahmad mengatakan bahwa Purwati merupakan dokter yang mumpuni di bidang stem cell.
Tertulis dalam paparannya, pada awalnya tim melakukan studi sel dengan menggunakan sel vero 60 persen.
Dikatakan Ahmad, sel vero merupakan sel standar untuk pengujian obat.
Namun perlu diketahui, paper terbaru yang terbit di jurnal Nature bulan Juli mengatakan bahwa sel vero tidak cocok untuk uji obat Covid-19.
"Jadi sel vero itu sangat sensitif dan dia (sel vero) gampang mati dengan SARS-CoV-2," kata Ahmad.
"Sehingga saat diberi obat-obatan seperti hidroksiklorokuin, seakan-akan bisa menyelamatkan sel ini. Tapi ternyata sekarang kita tahu bahwa hidroksiklorokuin dari segala aspek tidak bermanfaat untuk pasien Covid-19," paparnya.
Ahmad melanjutkan, tim peneliti dari Inggris telah meneliti lebih lanjut sel vero terhadap Covid-19.
Dari riset yang dilakukan, diketahui bahwa sel vero tidak cocok dengan Covid-19.