Bahkan setiap minggu, pihaknya meminta jajarannya di Kementerian Keuangan untuk memeriksa realisasi belanja.
"Kami bekerja gila-gilaan saat ini, kami harus memeriksa setiap detil," ujar dia.
Untuk diketahui, serapan anggaran belanja pemerintah dalam APBN 2020 hingga pertengahan tahun mencapai Rp 1.068,9 triliun, atau baru 39 persen dari target yang terdapan dalam Perpres 72/2020 yang sebesar Rp 2.739,2 triliun.
Adapun berdasarkan data terakhir per 5 Agustus 2020, serapan anggaran penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) baru 10,5 persen atau sebesar Rp 151,25 triliun dari keseluruhan pagu anggaran yang mencapai Rp 695,2 triliun.
Sri Mulyani mengaku terdapat beberapa halangan dalam proses merealisasikan anggaran di tengah pandemi.
Sebab, dalam proses realisasi anggaran, pemerintah juga harus mempertimbangkan aspek kehati-hatian agar realisasi belanja tersebut benar-benar dialokasikan kepada pihak-pihak yang membutuhkan.
"Menyiram uang ke masyarakat, tidak seperti menyiram toilet. Sebab akan ada orang di luar sana yang melakukan proses audit, sehingga Anda harus bisa memastikan uang tersebut mengalir ke mana, by name, by address, by their account number," ujar dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sri Mulyani: Saya Selalu Berpikiran Seluruh Menteri Seperti Saya, Tetapi..."
(*)