Setelah itu, ia pergi begitu saja tanpa membawa rujak yang dipesannya.
Menurut keterangan Mbah Wito, waktu itu si pembeli izin pergi sebentar hendak memindahkan lokasi parkir mobilnya.
"Ia juga mengetahui uang Rp 100 ribu yang saya taruh di saku kemeja, kemudian bilang, uangnya saya tukar pecahan Rp 50 ribu jumlahnya dua," kata Mbah Wito saat ditemui Tribun Solo di rumah kontrakannya di RT 03 RW 09, Kelurahan Tipes.
Sampai saat itu, Mbah Wito belum sadar kalau uang yang diberi oleh pembeli yang tak kunjung mengambil pesanannya itu adalah uang palsu.
Setelah beberapa lama menunggu, Mbah Wito kemudian mencari-cari pembeli itu untuk menyerahkan rujaknya.
Saat itu lah, Mbah Wito bertemu dengan sejumlah anggota TNI di kawasan Keraton Solo di Baluwarti.
Mereka kemudian memberitahu Mbah Wito bahwa uang yang dibawanya itu adalah uang palsu.
Mbah Wito yang mendengar pernyataan itu hanya bisa pasrah dan ditenangkan oleh beberapa anggota TNI dengan mengganti uang palsu tersebut.
Komentar