Menurut Gatot, para tokoh yang terlibat dalam diskusi tersebut merasa sakit hati dengan keadaan Indonesia di tengah krisis pandemi virus corona.
Mereka lantas menginisiasi untuk membentuk gerakan KAMI dengan maksud menyuarakan keinginan rakyat kecil.
"Ini memang kita semua sakit hati, sakit hatinya adalah kondisi seperti ini maka kita bersama-sama menyampaikan suara hati nurani rakyat."
"Kondisi sekarang ini tidak normal memang, dengan terjadi Covid ini terjadi pembekuan, proses pembekuan," ucapnya.
Pria berusia 60 tahun ini khawatir adanya pembatasan-pembatasan dapat merenggangkan hubungan antara rakyat dengan pemerintahan.
"Antara murid dengan guru, antara murid dengan dosen, antara manajer dengan pekerja, antara pemilik hotel dengan tamu, proses pembekuan," katanya.
Oleh karenanya ia dan beberapa tokoh lain merasa perlu mengingatkan pemerintah.
"Akumulasi ini bisa terjadi pembekuan antara raktyat dan pemerintah, ini yang berbahaya maka harus diingatkan," ungkap Gatot.
Covid-19 yang mengguncang tatanan beberapa sektor kehidupan di Indonesia memotivasi KAMI untuk bersuara.
"Kita tidak mau dalam kondisi seperti ini kita diam-diam saja, ini latar belakangnya," bebernya.