Dengan demikian pencapaian tujuan untuk meningkatkan perekonomian nasional telah sangat tertunda dan taraf hidup masyarakat tidak banyak meningkat," ujar Kim Jong Un.
Kim Jong Un yang telah berkuasa sejak 2011 setelah kematian ayahnya, memecat perdana menteri Korea Utar minggu lalu setelah evaluasi implementasi kabinet kebijakan ekonomi.
Diberitakan sebelumnya, pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un telah memandatkan sebagian kewenangannya kepada sang adik, Kim Yo Jong.
Badan Intelijen Korea Selatan (NIS) pada Kamis (20/8/2020) mengatakan, Kim Jong Un telah mengizinkan adiknya itu untuk mengelola dan mengendalikan semua urusan Korea Selatan dan AS serta urusan negara lainnya.
"Mandat tersebut tampaknya dimaksudkan untuk meringankan beban yang didapuk oleh Kim Jong Un selama ini", kata NIS, mengutip dari The Straits Times, Jumat (21/8/2020).
Badan itu juga menyangkal bahwa Kim Jong Un memiliki masalah kesehatan yang serius.
"Sehubungan dengan keadaan Kim Jong Un, 'delegasi kekuasaan' disebutkan," kata Ha Tae Kyung, oposisi utama Partai Masa Depan Serikat.
Adapun Kim Jong Un tetap mempertahankan posisinya sebagai "penguasa absolut".
Tetapi memberikan mandat sejumlah kebijakan kepada pejabat-pejabat lain untuk mengurangi beban tekanan.
"Kim Jong Un masih menggunakan kekuasaan absolut, tetapi dibandingkan dengan masa lalu, beberapa kewenangan telah dialihkan sedikit demi sedikit," katanya.