Gridhot.ID - Tragedi bom bunuh diri kembali menggemparkan dunia.
Kali ini masyarakat Filipina yang jadi korbannya.
Dua ledakan dahsyat terjadi di Kota Jolo, daerah Filipina Selatan pada Senin (24/8/2020. Sebanyak 11 orang tewas yang terdiri atas tentara dan warga sipil akibat ledakan tersebut. Diduga, ledakan tersebut berasal dari bom bunuh diri yang dilakukan milisi pendukung ISIS.
Kelompok milisi bersenjata dicurigai meledakkan dua bom di tengah pengamanan ekstra ketat karena ancaman serangan dari milisi yang berpihak pada ISIS. Sebuah laporan awal menyebutkan bom pertama dipasang di sepeda motor yang diparkir sebagaimana dilansir dari Associated Press.
Komandan Militer Regional Letnan Jenderal Corleto Vinluan mengatakan setidaknya lima tentara dan empat warga sipil tewas dalam ledakan pertama. Ledakan itu juga merusak sebuah toko makanan, sebuah toko komputer, dan dua truk tentara di Kota Jolo, Provinsi Sulu, Filipina. "Itu adalah alat peledak improvisasi yang dibawa oleh kendaraan yang meledak saat tentara kami melakukan operasi," kata Vinluan kepada wartawan.
Ledakan kedua terjadi berselang satu jam dari ledakan pertama. Ledakan kedua berasal dari bom bunuh diri yang dibawa oleh seorang wanita. Ledakan tersebut menewaskan pembawa bom bunuh diri dan seorang terntara. "Seorang tentara sedang memeriksa seseorang lalu ada ledakan lain," kata Vinluan.
Bom ketiga yang tidak meledak dilaporkan ditemukan di pasar Jolo dan langsung diisolasi oleh tentara dan polisi. Pejabat militer dan polisi mengatakan hampir 40 tentara, polisi, dan warga sipil terluka dalam serangan bom itu.
Gambar yang dilihat oleh Associated Press menunjukkan tentara membawa seorang pria dari lokasi ledakan di dekat truk tentara sementara korban ledakan lainnya tergeletak di jalan. Bangkai sepeda motor dan pecahan komponennya terlihat berceceran di jalan.
Pengeboman pertama dilakukan di dekat alun-alun kota dan Katedral Katolik Roma di provinsi yang mayoritas penduduknya Muslim. Tidak ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun pihak militer menyalahkan komandan kelompok Abu Sayyaf, Mundi Sawadjaan, atas pemboman tersebut.