Pasca bentrokan dengan China di lembah Galwan, Angkatan Laut India telah mengirimkan kapal perang ke garis depan Laut China Selatan.
Hal ini menimbulkan aksi protes dari Tiongkok yang keberatan atas tindakan tersebut selama pembicaraan antara kedua belah pihak.
"Segera setelah bentrokan Galwan meletus di mana 20 tentara kami tewas, Angkatan Laut India mengerahkan salah satu kapal perang garis depannya ke Laut China Selatan di mana Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat menolak kehadiran kekuatan lain yang mengklaim mayoritas perairan sebagai bagian dari wilayahnya," demikian kata sumber pemerintah ANI seperti yang dilansir dari oneindia.com.
Kabarnya, selama pembicaraan diplomatik antara India dan China, pihak China mengeluhkan keberadaan kapal perang tersebut di wilayah yang disengketakan.
Laut China Selatan memegang tempat penting dan mereka tidak menyukai keberadaan kapal perang negara lain di wilayah yang disengketakan.
India dan China telah mengadakan beberapa kali putaran pembicaraan militer dan diplomatik dalam dua setengah bulan terakhir, tetapi tidak ada kemajuan signifikan yang dicapai untuk resolusi terhadap sengketa perbatasan di Ladakh timur.
Proses resmi pelepasan pasukan dimulai pada 6 Juli, sehari setelah hampir dua jam percakapan telepon antara Penasihat Keamanan Nasional Ajit Doval dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi tentang cara-cara untuk meredakan ketegangan di daerah tersebut.
Namun, proses tersebut belum berjalan sejak pertengahan Juli. PLA telah menarik diri dari Lembah Galwan dan beberapa titik gesekan lainnya.
Namun, PLA belum melakukan penarikan pasukan di Pangong Tso, Depsang dan beberapa daerah lain, kata sumber tersebut.
Dalam lima putaran pembicaraan tingkat komandan Korps, pihak India telah mendesak penarikan penuh pasukan China, dan pemulihan segera status quo di semua wilayah di Ladakh timur sebelum April.