Sejak saat itu, buaya yang disebut 'Bujang Senang' itu meneror keturunan para pembunuhnya yang tinggal di dekat Batang Lupar.
Tapi kenapa disebut 'Bujang' (bujangan) padahal menurut mitos, Simalungun sudah menikah?
“Nama sehari-hari 'bujang' berarti seseorang yang adalah seorang juara, orang yang hebat, dan itu adalah tanda penghormatan untuk memanggil seorang pria bujang."
"Jadi reptil liar ini disebut bujang sebagai tanda penghormatan. ” - Indet Sanabong , Dukun Buaya. Kutipan dari Kosmo.
Masa kejayaan Bujang Senang konon terjadi pada tahun 1940-an, namun setelah itu cerita tentang kekejamannya mereda untuk sementara waktu.
Pada 1980-an, Bujang Senang kembali bangkit.
Bujang Senang mengamuk lagi, tapi kali ini dikalahka dengan peluru paku.
Pada kedatangannya kembali pada tahun 1982 , korban dilaporkan pertama Bujang Senang adalah Lurah Bangan dari Pali Longhouse di Sri Aman.
Konon kepala desa itu diserang saat sedang memancing udang di tepi sungai.