Prajurit Myo Win Tun mengatakan dia dan yang lainnya menguburkan delapan wanita, tujuh anak dan 15 pria dalam satu kuburan.
Saat mereka mengobrak-abrik desa-desa, ia tampaknya kehilangan perhitungan, seberapa banyak Rohingya yang dia dan batalionnya bunuh. Apakah itu 60 atau 70? Mungkin lebih?
"Kami tanpa pandang bulu menembak semua orang," katanya dalam kesaksian video.
"Kami menembak pria Muslim di dahi dan menendang mayatnya ke dalam lubang," ujarnya.
Ia mangatakan bahwa dia juga memperkosa seorang wanita.
Prajurit Zaw Naing Tun, mengakui peristiwa yang sama, saat batalionnya membunuh sekitar 80 Rohingya berlangsung dari jam ke hari.
Tentara tersebut mengatakan bahwa dia dan anggota batalionnya yang lain menyerbu 20 desa di Kotapraja Maungdaw, termasuk Doe Tan, Ngan Chaung, Kyet Yoe Pyin, Zin Paing Nyar dan U Shey Kya.
Beberapa dari desa ini dibakar habis oleh para tentara Myanmar.
Bashir Ahmed, penduduk Rohingya, mengatakan bahwa batalion Tatmadaw memasuki kampung halamannya, Zin Paing Nyar, pada awal 26 Agustus 2017.
"Mereka melepaskan tembakan setiap kali menemukan seseorang di depan mereka," katanya.
Source | : | Serambinews.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar