Bashir Ahmed, penduduk Rohingya, mengatakan bahwa batalion Tatmadaw memasuki kampung halamannya, Zin Paing Nyar, pada awal 26 Agustus 2017.
"Mereka melepaskan tembakan setiap kali menemukan seseorang di depan mereka," katanya.
“Mereka membakar rumah kami. Tidak ada yang tersisa,” terangnya.
Lebih dari 30 warga Rohingya tewas di Zin Paing Nyar, menurut kesaksian para penyintas.
Prajurit Zaw Naing Tun mengatakan bahwa, dia dan empat anggota batalionnya menembak mati tujuh Rohingya di Zin Paing Nyar.
Mereka menangkap 10 pria tak bersenjata, mengikat mereka dengan tali, membunuh mereka dan menguburkan mereka di kuburan massal di utara desa, katanya dalam kesaksian video.
Prajurit Zaw Naing Tun mengatakan dia tidak melakukan kekerasan seksual karena dia terlalu rendah untuk berpartisipasi.
Sebaliknya, dia berdiri sebagai penjaga ketika tentara lainnya memperkosa wanita Rohingya.
Kejahatan yang menurut tentara dilakukan oleh batalyon infanteri mereka dan pasukan keamanan lainnya yang mengakibatkan sekitar 150 warga sipil tewas dan puluhan desa dihancurkan.
Itu hanyalah bagian dari kampanye panjang Myanmar melawan Rohingya, dan mereka menggambarkan operasi terpadu dan diperhitungkan untuk memusnahkan satu kelompok etnis minoritas.