"Hal ini membuat penggunabuffmenjadi kontraproduktif, karena tetesan yang lebih kecil lebih mudah terbawa udara dan membahayakan orang di sekitar," papar Fischer.
Penelitian ini membuktikan bahwa tidak semua masker memiliki tingkat keefektifan yang sama.
Riset Masker Scuba
DilansirKompas.comedisi 14 April 2020, Peneliti Loka Penelitian Teknologi Bersih (LPTB) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Eng Muhamad Nasir, menjelaskan dasar pengujian kinerja utama masker.
Setidaknya ada tiga tahapan dalam pengujian kinerja masker, yaitu:
- Uji filtrasi bakteri (bactrial filtration efficiency)
- Uji filtrasi partikulate (particulate filtration efficiency)
- Uji permeabilitas udara danpressure differential(breathabilitydari masker)
Menurut dia, masker kain dengan bahan yang lentur sepertiscubaakan melar atau merenggang saat dipakai. Hal ini membuat kerapatan pori kain membesar serta membuka yang mengakibatkan permeabilitas udara menjadi tinggi.
Akibatnya, peluang partikular virus untuk menembus masker pun disebutnya semakin besar.
"Jika pori kain makin besar maka peluang virus masuk akan besar," ungkapnya. (*)
Artikel ini tayang pertama kali di Kompas.com dengan judul "Masker Scuba dan Buff Dilarang di KRL, Begini Penjelasan Sains"