Namun menurut Edward, relaksasi tersebut tidak akan terlalu signifikan mengingat konsumen masih cenderung menahan pengeluaran.
Di sisi lain, perbankan dan perusahaan pembiayaan (multifinance) juga masih sangat konservatif untuk memberikan pinjaman kredit kendaraan.
Edward membeberkan, sebanyak 70% dari pembelian kendaraan menggunakan fasilitas kredit.
Sehingga, jika perbankan dan perusahaan pembiayaan tidak ekspansif, maka dinilai akan sulit untuk mendorong penjualan mobil.
Namun, relaksasi pajak ini memang akan berdampak positif untuk industri pembiayaan dan perbankan.
Hanya saja, hal ini kembali lagi pada kemampuan konsumen untuk membayar down payment (DP) dan pembayaran cicilan rutin.
“Saya rasa, di tengah kondisi seperti ini akan cukup banyak permintaan kredit yang kemungkinan tidak disetujui oleh bank atau perusahaan pembiayaan,” pungkas Edward.
Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Pemerintah beri relaksasi pajak, harga mobil baru bisa turun sampai 20%
(*)