Setelah dilakukan pengejaran dengan melakukan manuver, akhirnya KIA target yang dikejar KRI USH-359 dapat dihentikan dan Komandan KRI USH-359 memerintahkan untuk menurunkan Tim VBSS (Visit Board Search and Seizure) menggunakan Rubber Inflatable Boat (RIB) untuk melaksanakan penangkapan dan pemeriksaan.
KRI USH-359 akhirnya dapat menghentikan langkah KIA.
“Dari hasil pemeriksaan awal diperoleh informasi bahwa KIA Vietnam tersebut bernama BV5075TS dengan ABK 10 orang,” terang Rasyid.
Setelah bisa menguasai keadaan di KIA BV5075TS, KRI USH-359 selanjutnya melakukan pengejaran kembali terhadap KIA kedua yang masih berusaha untuk melarikan diri.
Tak butuh waktu lama, KIA dengan nomor lambung BV92658TS dengan tiga orang ABK dapat dilakukan prosedur penangkapan dan penyelidikan.
“Dari pemeriksaan awal kedua KIA berbendera tersebut diduga melakukan penangkapan ikan di Perairan Landas Kontinen Indonesia tanpa memiliki izin,” papar Rasyid.
Penangkapan dua KIA Berbendera Vietnam, kata dia, merupakan komitmen pimpinan TNI Angkatan Laut untuk selalu menghadirkan patroli di laut terutama yang berbatasan dengan negara tetangga.
“Hal ini dilakukan demi menjamin dan menjaga keamanan dan kedaulatan di wilayah laut yurisdiksi nasional," tegas Rasyid.
TNI Angkatan Laut memegang peran penting melaksanakan upaya penegakkan hukum dengan menggelar operasi-operasi laut oleh satuan-satuan operasi salah satunya yang berada di bawah pembinaan Koarmada I.
Koarmada I tidak akan ada keraguan untuk menindak segala bentuk pelanggaran dan tindak kejahatan di laut termasuk Ilegal fishing yang saat ini masih sering terjadi.